
Jakarta - Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, didampingi Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Marullah Matali, melakukan peninjauan kesiapan Pesantren Darunnajah Ulujami, Pesanggrahan, yang akan memulai pembelajaran langsung secara tatap muka. Wagub Ariza menegaskan, hingga saat ini pembelajaran langsung memang belum dimungkinkan. Tapi dirinya memastikan tahun depan ada wacana pembelajaran langsung bisa digelar.
"Saat ini di masa pandemi kegiatan belajar mengajar belum dimungkinkan. Untuk tahun depan kita pelajari kembali apakah memungkinkan kita belajar dengan tatap muka," katanya, Jumat (20/11). Pembelajaran tatap muka disebut Ariza, harus dibarengi dengan kerja sama semua pihak. "Secara bertahap kita membuka unit-unit kegiatan baru. Di bidang pendidikan dalam proses kajian," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Darunnajah Hadiyanto Arief mengatakan, ada beberapa point penting jika pesantrennya ingin menggelar kegiatan belajar mengajar yang rencananya dilaksanakan pada 9 Januari 2021 mendatang. Salah satunya menjalani protokol kesehatan secara ketat. "Salah satu kewajiban pesantren yaitu berkoordinasi dengan pemerintah. Di pondok kami meminta panduan, arahan jika nanti kalau protokol yang sudah kita jalankan masih ada kasus, nauzubillah, kita sudah siap menanganinya," tuturnya.
Arief menyebutkan total sekitar 3 ribu santri yang terdiri dari TK ,SD,SMP, mahasiswa dan pesantren yang belum datang. Tapi sepertinya santri pesantren akan diprioritaskan terlebih dahulu. "Kenapa santri pesantren dulu karena berkaitan pendidikan akhlak. Karena pendidikan itu tidak bisa secara online dan harus langsung. Catatan yang pak wagub sampaikan itu terkait 3M. Pastikan seluruh santri menjalankannya. Sedangkan pemerintah menjalankan test, tracing dan treatment. Selama itu dijalankan santri aman," jelasnya.
Tidak hanya itu, Arief juga memiliki mekanisme kedatangan santri yang akan mondok di pesantren. Salah satunya mereka harus menjalani test rapid dan swab. "Kita pastikan yang datang sudah dalam keadaan sehat. Minimal sudah di test anti body, test rapid di rumah," tandasnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.
"Saat ini di masa pandemi kegiatan belajar mengajar belum dimungkinkan. Untuk tahun depan kita pelajari kembali apakah memungkinkan kita belajar dengan tatap muka," katanya, Jumat (20/11). Pembelajaran tatap muka disebut Ariza, harus dibarengi dengan kerja sama semua pihak. "Secara bertahap kita membuka unit-unit kegiatan baru. Di bidang pendidikan dalam proses kajian," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Darunnajah Hadiyanto Arief mengatakan, ada beberapa point penting jika pesantrennya ingin menggelar kegiatan belajar mengajar yang rencananya dilaksanakan pada 9 Januari 2021 mendatang. Salah satunya menjalani protokol kesehatan secara ketat. "Salah satu kewajiban pesantren yaitu berkoordinasi dengan pemerintah. Di pondok kami meminta panduan, arahan jika nanti kalau protokol yang sudah kita jalankan masih ada kasus, nauzubillah, kita sudah siap menanganinya," tuturnya.
Arief menyebutkan total sekitar 3 ribu santri yang terdiri dari TK ,SD,SMP, mahasiswa dan pesantren yang belum datang. Tapi sepertinya santri pesantren akan diprioritaskan terlebih dahulu. "Kenapa santri pesantren dulu karena berkaitan pendidikan akhlak. Karena pendidikan itu tidak bisa secara online dan harus langsung. Catatan yang pak wagub sampaikan itu terkait 3M. Pastikan seluruh santri menjalankannya. Sedangkan pemerintah menjalankan test, tracing dan treatment. Selama itu dijalankan santri aman," jelasnya.
Tidak hanya itu, Arief juga memiliki mekanisme kedatangan santri yang akan mondok di pesantren. Salah satunya mereka harus menjalani test rapid dan swab. "Kita pastikan yang datang sudah dalam keadaan sehat. Minimal sudah di test anti body, test rapid di rumah," tandasnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.