Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Selatan (Jaksel) menggelar Aksi Konvergensi Perencanaan Kegiatan Percepatan Penurunan Stunting Kota Administrasi Jakarta Selatan (Aksi 2 tahun 2024). Acara tersebut dibuka Sekretaris Kota (Sekko) Administrasi Jakarta Selatan, Ali Murthadho, di Ruang Rapat Suban Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Senin (1/7).
Ali Murthadho, mengatakan, hasil rencana kegiatan ini sekaligus melengkapi data analisis situasi sebagai bahan kegiatan rembuk stunting di tingkat kota.
"Rencana kegiatan ini, nantinya berisikan program dan kegiatan Perangkat Daerah (PD) untuk meningkatkan cakupan layanan intervensi dan kegiatan untuk meningkatkan integrasi intervensi gizi oleh tingkat kota pada tahun berjalan atau satu tahun mendatang," ujarnya.
Dengan dilakukannya aksi konvergensi stunting ini, lanjut Ali, akan dapat diketahui serta dilakukan evaluasi terhadap cakupan-cakupan intervensi yang masih rendah, untuk kemudian ditingkatkan cakupannya serta bagaimana untuk terus menerus terjadi konvergensi antar OPD dalam percepatan penurunan stunting di Kota Administrasi Jakarta Selatan," tuturnya.
Ia pun mengajak semua OPD dan stakeholder terkait untuk bersama-sama lebih meningkatkan konvergensi dan inovasi dalam menyusun kegiatan-kegiatan dengan sasaran yang lebih terfokus pada pencegahan.
Menurutnya, upaya pencegahan stunting membutuhkan keterpaduan penyelenggaraan intervensi gizi pada lokasi dan kelompok sasaran prioritas.
"Untuk mencapai keterpaduan/integrasi tersebut diperlukan penyelarasan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kegiatan lintas sektor serta antar tingkatan pemerintahan dan masyarakat khususnya di Kota Administrasi Jakarta Selatan," ujarnya.
Sementara, Kasubanppeko Jakarta Selatan, Ahmad Saelani menuturkan, angka prevalensi stunting Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2023 mencapai 16,6 persen, ada kenaikan dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 11,8 persen. Artinya ada ketidakefektifan dalam merencanakan kegiatan dalam rangka pencegahan stunting.
Maka itu, ungkap Saelani, butuhnya upaya pencegahan stunting dengan keterpaduan penyelenggaraan intervensi gizi pada lokasi dan kelompok sasaran prioritas, sehingga diperlukan penyelarasan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kegiatan lintas sektor.
"Semoga dalam kegiatan aksi dua ini dapat membawa keberkahan, sehingga dapat berkontribusi dalam mewujudkan Kota Jakarta Selatan menuju Zero Stunting," tandasnya.