Walikota Jakarta Selatan didampingi Direktur Operasional dan Pemeliharaan, M. Nasyir meninjau pembangunan konstruksi dan pengeboran jalur bawah tanah Mass Rapid Transit (MRT) dari rencana area stasiun Istora menuju area transisi Bundaran Senayan.
Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi berharap pembangunan MRT ini dapat segera dioperasikan demi kepentingan nasional, untuk kendala pembebasan tanah di Jalan Fatmawati dan Haji Nawi semoga akhir tahun pemilik lahan mau menjual ke Pemprov DKI.
"Kita sudah tawarkan harga diatas NJOP, target kita akhir tahun harus sudah deal sehingga target pengoperasian kereta bawah tanah awal 2019 dapat terlaksana," ujurnya. Kamis(29/9)
Ia juga menyakini, jika semua transportasi massal di Ibukota sudah berjalan, maka kemacetan bisa berkurang. "Kalau MRT jalan, Transjakarta bertambah, dan sistem ERP juga jalan, saya yakin 60 persen kemacetan di Jakarta dapat teratasi," tambahnya.
Sementara Direktur Operasional dan Pemeliharaan, M. Nasyir mengatakan, "Dari sekitar enam kilometer underground yang kita bangun, kini sudah mencapai sekitar lima kilometer pengeboran baik dari arah selatan ke utara atau sebaliknya. Itu sekitar 65 persenan, diluar panjang stasiun" ungkapnya.
Perlu diketahui, mesin bor pertama (Antareja) mulai beroperasi sejak bulan September 2015, sedangkan mesin bor kedua (Antareja II) telah dioperasikan sejak bulan November 2015.
Bor Antareja telah melakukan pekerjaan pembuatan terowongan sekitar dua kilometer, sedangkan untuk Bor Antareja II telah melakukan pekerjaan pembuatan terowongan sepanjang 1,8 kilometer. Saat ini mesin bor pertama (Antareja) dan kedua (Antareja II) tengah melakukan pengeboran dari Stasiun Istora menuju Stasiun Bendungan Hilir. (HUMAS JS)