Ribuan warga masyarakat Ibukota berbondong-bondong menghadiri Lebaran Betawi ke-11 di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jagakarsa, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Minggu (29/7). Pagelaran budaya betawi yang digelar tiap tahun itu, turut juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Sekda DKI Saefullah, Ketua Bamus Betawi H. Oding, serta jajaran Forkopinko DKI Jakarta lainnya.
Dalam sambutannya, Anies mengucapkan terima kasih kepada Badan Musyawarah Betawi (Bamus Betawi) yang telah istiqamah menggelar Lebaran Betawi tiap tahunnya. "Terima kasih kepada Bamus Betawi yang telah istiqomah menjaga budaya betawi dan menjaga ibukota dengan kondusif," katanya. Ke depan, kata Anies, Lebaran Betawi akan terus dikembangkan sesuai perkembangan zaman di Ibukota. "Bukan hanya dilestarikan, tetapi dikembangkan," terangnya.
Menurut Anies, meski di Jakarta warga masyarakat betawi menjadi minoritas, tetapi budaya betawi sangat berpengaruh besar di ibu kota. "Karena masyarakat betawi telah menjadi tuan rumah ibu kota saat ini," ujarnya.
Selain itu, Anies mengingatkan kepada seluruh warga masyarakat Jakarta bahwasanya Jakarta pada Agustus akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. "Mari kita jadi tuan rumah yang baik, kampung-kampung buat indah. Mereka yang datang sambut dengan kehangatan, berikan kesan positif di indonesia agar mereka pulang menceritakan bahwa indonesia negara yang ramah," tandasnya.
Mengakhiri sambutannya, Anies pun membacakan pantun. "Makan mie ayam nikmatnya pake sawi, di masak bang ahmad bumbunya rahasia. Selamat menikmati lebaran betawi, kita bikin jakarta maju dan bahagia," tuturnya. Sementara itu, Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Marullah Matali mengungkapkan, lebaran betawi ke-11 kali ini diakui sangat meriah terlihat dari antusiasme masyarakat yang datang ke Setu Babakan.
"Saya melihat antusias warga sangat tinggi, dilihat dari tahun sebelumnya, lebaran betawi kali ini lebih semarak," katanya. Menurut Marullah, lebaran betawi ini adalah wujud silaturahim antar warga masyarakat Jakarta. "Ini adalah tradisi warga betawi, bisa dibilang setengah wajib," tandasnya. (KIP JS)