
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, mendapat kunjungan kerja (kunker) dari Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang beserta jajaran Pemerintah Kota Samarinda dan Forkopimda, Kamis (30/11).
Kedatangan Syaharie Jaang beserta rombongan, disambut oleh Wali Kota Kota Administrasi Jakarta Selatan Tri Kurniadi, yang didampingi Dandim 05/04 Jakarta Selatan Letkol Arh Aji Prasetyo, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Iwan Kurniawan, serta para asisten kota dan kepala SKPD/UKPD Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Dalam kunker yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Blok A, Lt.3 ini, Kurniadi membeberkan kondisi terkini sarana dan prasarana yang ada di kota Jakarta Selatan. Sama halnya Syaharie Jaang, Walikota Samarinda itu juga menceritakan kotanya untuk saling belajar satu sama lain.
"Secara pribadi, saya senang dikunjungi oleh Wali Kota Samarinda. Insya Allah nanti kita akan melakukan kunjungan ke Samarinda. Ada hal –hal yang di ibu kota tidak ada justru di sana ada, itu yang perlu kita perlu pelajari, karakter masyarakatnya, budayanya, itu yang perlu kita juga belajar dari kota Samarinda," kata Kurniadi.
Kurniadi menjelaskan, Kota Jakarta Selatan dan Kota Samarinda sangat jelas berbeda. Menurutnya, Kota Samarinda hanya sebatas Ibu Kota Provinsi sementara Kota Administrasi Jakarta Selatan bagian dari Ibu Kota Negara.
"Tentu heterogenitasnya lebih tinggi di Jakarta. Harapan kita bisa terus lakukan kerja sama dengan Kota Samarinda," imbuhnya.
Sementara itu, Syaharie Jaang mengungkapkan, kunjungan ini adalah kunjungan balasan lantaran beberapa bulan yang lalu MUI Jakarta Selatan beserta rombongan datang ke Kota Samarinda.
"Ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan diantaranya pendapatan Retribusi Parkir, dan bagaimana pandangan terhadap penanganan PKL, juga menanyakan bagaimana pengelolaan Masjid," kata Syaharie.
Dijelaskan Syaharie, Kota Samarinda adalah kota kecil yang pendapatannya hanya Rp1,6 triliun tanpa bantuan keuangan dan dana bagi Hasil APBD hanya Rp 2,2 triliun. Berbeda dengan Jakarta Selatan, menurut Syaharie, yang pendapatan pajaknya bisa mencapai Rp 1,7 triliun.
"Kita banyak belajar dan memang bagaimana pun juga Jakarta adalah ibu kota negara kita dan semua orang datang ke sini. Tapi ada sisi lain belajar tentang bagaimana menjaga keamanan kota, sehingga nyaman dikunjungi," pungkasnya. (KIP JS)