
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan, mengajak organisasi masyarakat (ormas) lintas agama di Jakarta Selatan, agar melawan informasi yang tidak diketahui kebenarannya atau yang lebih dikenal hoax.
Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Arifin, saat membuka acara Forum Silaturahmi Lintas Agama di Ruang Serbaguna Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Rabu (19/12).
Dalam acara yang diikuti 150 peserta dari berbagai organisasi masyarakat Lintas Agama itu, Arifin mengatakan, sejalan dengan perkembangan teknologi terutama media sosial, kini setiap informasi sangat mudah di dapat. Hal ini, sambung Arifin, membuat peran media dalam menyebarkan informasi dalam membangun opini dan menggiringnya ke dalam sebuah perspektif baru, tidak dipungkiri menjadi sangat efektif.
"Namun kesesatan informasi dapat muncul karena tipisnya batas fakta, opini dan hoaks yang dihadirkan lewat media sosial. Informasi juga telah dipenggal sesuai kepentingan, diolah, memisahkan teks dengan konteks, untuk memunculkan hoaks kemudian diviralkan dengan dibumbui ujaran kebencian, tanpa mampu diliterasi dengan baik oleh masyarakat sebagai penerima pesan," terangnya.
Untuk itu, Arifin mengajak kepada semua ormas lintas agama untuk melawan hoaks dengan tidak ikut menyebar informasi yang belum diketahui kebenarannya. "Karena itu, acara forum silaturahmi lintas ormas ini sangat tepat guna menyatukan persepsi dan membangun komunikasi," pungkasnya.
Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Arifin, saat membuka acara Forum Silaturahmi Lintas Agama di Ruang Serbaguna Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan, Rabu (19/12).
Dalam acara yang diikuti 150 peserta dari berbagai organisasi masyarakat Lintas Agama itu, Arifin mengatakan, sejalan dengan perkembangan teknologi terutama media sosial, kini setiap informasi sangat mudah di dapat. Hal ini, sambung Arifin, membuat peran media dalam menyebarkan informasi dalam membangun opini dan menggiringnya ke dalam sebuah perspektif baru, tidak dipungkiri menjadi sangat efektif.
"Namun kesesatan informasi dapat muncul karena tipisnya batas fakta, opini dan hoaks yang dihadirkan lewat media sosial. Informasi juga telah dipenggal sesuai kepentingan, diolah, memisahkan teks dengan konteks, untuk memunculkan hoaks kemudian diviralkan dengan dibumbui ujaran kebencian, tanpa mampu diliterasi dengan baik oleh masyarakat sebagai penerima pesan," terangnya.
Untuk itu, Arifin mengajak kepada semua ormas lintas agama untuk melawan hoaks dengan tidak ikut menyebar informasi yang belum diketahui kebenarannya. "Karena itu, acara forum silaturahmi lintas ormas ini sangat tepat guna menyatukan persepsi dan membangun komunikasi," pungkasnya.