Jakarta - Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan, menyelenggarakan Diseminasi Informasi Hasil Surveilans Gizi, di Hotel Gran Mahakam Jakarta Selatan, Kamis (11/11). Kegiatan ini, merupakan Aksi 7 Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting. Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan M. Helmi mengatakan, masalah gizi di masyarakat tidak hanya menjadi tanggung jawab dari sektor kesehatan. Karena, masalah gizi terjadi dalam jangka waktu yang lama.
"Penyebabnya pun terkait dari berbagai sektor dari mulai masalah ekonomi, sosial, pendidikan orang tua, penghasilan, ketersediaan pangan, Pola Asuh, pengetahuan orang tua yang kurang, kebiasaan pola hidup sehat dan bersih yang kurang baik, dan lain sebagainya," ujarnya. Helmi menuturkan, oleh karena itu, perlu adanya suatu kolaborasi, dalam upaya pencegahan masalah gizi di Jakarta Selatan. Baik intervensi spesifik yakni di sektor kesehatan, dan intervensi sensitif yakni di sektor non kesehatan.
"Output kegiatan ini yaitu diharapkan dapat memberikan hasil pencapaian indikator kinerja pembinaan gizi masyarakat kepada lintas program dan lintas sektor, guna perencanaan intervensi stunting gizi yang terintegrasi," tandasnya. Diketahui, kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta dan dilangsungkan secara tatap muka, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Adapun para peserta terdiri dari Kepala UKPD, Kasubag, Kepala Kantor, pihak kecamatan, kelurahan Lokus stunting, dan lintas program jajaran kesehatan.
Sementara narasumber dalam kegiatan ini adalah Local Government Capacity Building For Acceleration Of Stunting Reduction (LGCB-ASR) yang menyampaikan publikasi di aksi 7, serta Fikes Uhamka yang menyampaikan pemanfaatan data surveilans gizi untuk perencanaan intervensi gizi.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.
"Penyebabnya pun terkait dari berbagai sektor dari mulai masalah ekonomi, sosial, pendidikan orang tua, penghasilan, ketersediaan pangan, Pola Asuh, pengetahuan orang tua yang kurang, kebiasaan pola hidup sehat dan bersih yang kurang baik, dan lain sebagainya," ujarnya. Helmi menuturkan, oleh karena itu, perlu adanya suatu kolaborasi, dalam upaya pencegahan masalah gizi di Jakarta Selatan. Baik intervensi spesifik yakni di sektor kesehatan, dan intervensi sensitif yakni di sektor non kesehatan.
"Output kegiatan ini yaitu diharapkan dapat memberikan hasil pencapaian indikator kinerja pembinaan gizi masyarakat kepada lintas program dan lintas sektor, guna perencanaan intervensi stunting gizi yang terintegrasi," tandasnya. Diketahui, kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta dan dilangsungkan secara tatap muka, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Adapun para peserta terdiri dari Kepala UKPD, Kasubag, Kepala Kantor, pihak kecamatan, kelurahan Lokus stunting, dan lintas program jajaran kesehatan.
Sementara narasumber dalam kegiatan ini adalah Local Government Capacity Building For Acceleration Of Stunting Reduction (LGCB-ASR) yang menyampaikan publikasi di aksi 7, serta Fikes Uhamka yang menyampaikan pemanfaatan data surveilans gizi untuk perencanaan intervensi gizi.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.