Jakarta - Plt Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Isnawa Adji, membuka Sosialisasi Instruksi Walikota Kota Administrasi Jakarta Selatan Nomor 41 Tahun 2021 tentang Intervensi Penurunan dan Pencegahan Stunting terintegrasi di Kota Administrasi Jakarta Selatan, Jumat (13/8). Digelar secara virtual dan diikuti oleh seluruh camat dan lurah se-Jakarta Selatan, kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan seluruh stakeholder dalam menangani persoalan Stunting pada anak.
“Para camat, lurah bersama stakeholder terkait harus melakukan inovasi-inovasi dalam kondisi pandemic. Agar upaya pemenuhan gizi masyarakat terutama yang rentan seperti ibu hamil dan balita, bisa terpenuhi dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan,” tegas Isnawa. Isnawa menjelaskan, status gizi kelompok rentan harus tetap dipantau dengan menerapkan beberapa langkah pengendalian pencegahan infeksi yang tepat, yakni Integrasi program untuk menjaga gizi seimbang dalam strategi pencegahan dan pemulihan COVID-19, Mengamankan rantai pasok pangan yang sehat dan bergizi bagi kelompok rentan dan Penyediaan layanan rutin gizi ibu, bayi dan balita.
Kemudian, Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam tatalaksana gizi kurang, Penyediaan layanan rutin pencegahan kekurangan zat gizi dan suplementasi gizi mikro, dan Pengambilan data tepat waktu dan informasi pembaruan keamanan pangan melalui kolaborasi lintas sektor. “Tim Pembina PKK juga memiliki peran yang penting dalam hal ini. Mereka adalah kelompok potensial mitra pemerintah yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana dan penggerak.
Diharapkan, PKK dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penggerakan peran kader dasawisma, pengembangan/pengorganisasian masyarakat, peningkatan upaya advokasi dan perencanaan yang mendukung pemberdayaan masyarakat, serta pemutakhiran data dan informasi,” tandasnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.
“Para camat, lurah bersama stakeholder terkait harus melakukan inovasi-inovasi dalam kondisi pandemic. Agar upaya pemenuhan gizi masyarakat terutama yang rentan seperti ibu hamil dan balita, bisa terpenuhi dengan tetap menerapkan secara ketat protokol kesehatan,” tegas Isnawa. Isnawa menjelaskan, status gizi kelompok rentan harus tetap dipantau dengan menerapkan beberapa langkah pengendalian pencegahan infeksi yang tepat, yakni Integrasi program untuk menjaga gizi seimbang dalam strategi pencegahan dan pemulihan COVID-19, Mengamankan rantai pasok pangan yang sehat dan bergizi bagi kelompok rentan dan Penyediaan layanan rutin gizi ibu, bayi dan balita.
Kemudian, Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam tatalaksana gizi kurang, Penyediaan layanan rutin pencegahan kekurangan zat gizi dan suplementasi gizi mikro, dan Pengambilan data tepat waktu dan informasi pembaruan keamanan pangan melalui kolaborasi lintas sektor. “Tim Pembina PKK juga memiliki peran yang penting dalam hal ini. Mereka adalah kelompok potensial mitra pemerintah yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana dan penggerak.
Diharapkan, PKK dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penggerakan peran kader dasawisma, pengembangan/pengorganisasian masyarakat, peningkatan upaya advokasi dan perencanaan yang mendukung pemberdayaan masyarakat, serta pemutakhiran data dan informasi,” tandasnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.