Jakarta - Plt Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Isnawa Adji, didampingi Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Selatan Abdul Rachem, meninjau pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka di SMKN 32 Jakarta, Senin (30/8). Para pelajar terpantau tertib mengikuti protokol kesehatan, yang menjadi kewajiban seluruh warga sekolah. Nadia Hamida salah satunya. Siswi kelas 10 Boga 1 itu tidak dapat menggambarkan betapa senangnya ia kembali masuk sekolah.
"Seneng banget bisa offline, kemarin kan online kayak yang bosen banget gitu. Ya intinya seneng lah bisa belajar tatap muka bisa ketemu temen dan guru-guru," ujarnya. Menurut Nadia, banyak perbedaan ketika mengikuti PJJ dan PTM. Namun satu hal yang pasti, Nadia merindukan adanya interaksi antara siswa dan guru. "Pembelajaran online kalau di rumah santai, tapi jenuh, kalau di sekolah kan seru," singkatnya.
Meski begitu, ia tidak khawatir dengan sistem PTM yang sedang dijalaninya. Mengingat hampir seluruh teman sekolahnya sudah divaksin dosis kedua. "Saya sih berharap PTM terus dijalankan dan sekolah berjalan seperti sedia kala," ucapnya. Sementara, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Kota Administrasi Jakarta Selatan Abdul Rachem menuturkan, saat ini sudah ada 69 sekolah yang memenuhi assesment untuk menjalani PTM. Sekolah tersebut terdiri dari TK,SD,SMP, dan SMK. Persiapan untuk menggelar pembelajaran juga sudah disiapkan jauh-jauh hari. Salah satunya sebanyak 90 persen siswa di Jakarta Selatan sudah divaksinasi.
"Temen-temen yang ikut PTM sudah lengkap, mulai dari sarana prasana, modul, keterlibatan ortu dan wali murid. Karena disitu ada surat dari ortu, bahwa anak siap mengikuti pembelajaran," ungkapnya. Abdul menuturkan, jam belajar dimulai sejak pukul 07:00 hingga 11:00 WIB. Sekolah juga meniadakan kegiatan di luar jam tersebut. Ketika sekolah usai, seluruh ruangan akan disemprotkan cairan disinfektan. Selain itu, para wali murid juga memastikan anak-anak pulang ke rumah masing-masing.
"Kalau yang SD ada yang dianter ortu, anak SMA ada yang pulang pergi sendiri. Tapi tetap di lingkungan di luar tetap dijaga prokesnya. Kita tetap memantau para wali kelas memantau sampai ke rumah. Kita tetap mantau nanti, para wali kelas memantau lewat WA Grup, kalau sudah sampai di rumah," katanya. Kepala SMKN 32 Jakarta Komariah mengatakan, sebanyak 130 dari total 680 pelajar hadir dihari pertama PTM tanpa kendala. Meski begitu, ia memaklumi adanya beberapa orang tua yang belum setuju siswa sekolah menjalani PTM.
"Kemarin kita berikan formulir melalui google form yah kepada ortu, mereka kan membalas surat pernyataan, intinya serahkan ke sekolah tapi melalui google form. Setelah saya cek dari 370 itu ada 20 orang yah ortunya yang gak setuju, itu belum termasuk semua yah. Alasannya karena ada yang komorbid, ada yang penyintas, dari si anak, ada juga yang isoman," tandasnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.
"Seneng banget bisa offline, kemarin kan online kayak yang bosen banget gitu. Ya intinya seneng lah bisa belajar tatap muka bisa ketemu temen dan guru-guru," ujarnya. Menurut Nadia, banyak perbedaan ketika mengikuti PJJ dan PTM. Namun satu hal yang pasti, Nadia merindukan adanya interaksi antara siswa dan guru. "Pembelajaran online kalau di rumah santai, tapi jenuh, kalau di sekolah kan seru," singkatnya.
Meski begitu, ia tidak khawatir dengan sistem PTM yang sedang dijalaninya. Mengingat hampir seluruh teman sekolahnya sudah divaksin dosis kedua. "Saya sih berharap PTM terus dijalankan dan sekolah berjalan seperti sedia kala," ucapnya. Sementara, Kepala Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Kota Administrasi Jakarta Selatan Abdul Rachem menuturkan, saat ini sudah ada 69 sekolah yang memenuhi assesment untuk menjalani PTM. Sekolah tersebut terdiri dari TK,SD,SMP, dan SMK. Persiapan untuk menggelar pembelajaran juga sudah disiapkan jauh-jauh hari. Salah satunya sebanyak 90 persen siswa di Jakarta Selatan sudah divaksinasi.
"Temen-temen yang ikut PTM sudah lengkap, mulai dari sarana prasana, modul, keterlibatan ortu dan wali murid. Karena disitu ada surat dari ortu, bahwa anak siap mengikuti pembelajaran," ungkapnya. Abdul menuturkan, jam belajar dimulai sejak pukul 07:00 hingga 11:00 WIB. Sekolah juga meniadakan kegiatan di luar jam tersebut. Ketika sekolah usai, seluruh ruangan akan disemprotkan cairan disinfektan. Selain itu, para wali murid juga memastikan anak-anak pulang ke rumah masing-masing.
"Kalau yang SD ada yang dianter ortu, anak SMA ada yang pulang pergi sendiri. Tapi tetap di lingkungan di luar tetap dijaga prokesnya. Kita tetap memantau para wali kelas memantau sampai ke rumah. Kita tetap mantau nanti, para wali kelas memantau lewat WA Grup, kalau sudah sampai di rumah," katanya. Kepala SMKN 32 Jakarta Komariah mengatakan, sebanyak 130 dari total 680 pelajar hadir dihari pertama PTM tanpa kendala. Meski begitu, ia memaklumi adanya beberapa orang tua yang belum setuju siswa sekolah menjalani PTM.
"Kemarin kita berikan formulir melalui google form yah kepada ortu, mereka kan membalas surat pernyataan, intinya serahkan ke sekolah tapi melalui google form. Setelah saya cek dari 370 itu ada 20 orang yah ortunya yang gak setuju, itu belum termasuk semua yah. Alasannya karena ada yang komorbid, ada yang penyintas, dari si anak, ada juga yang isoman," tandasnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.