Kasus DBD di Jakarta Selatan untuk 2013 terjadi 154 kasus, yang paling tinggi kasusnya adalah Kecamatan Jagakarsa 30 kasus disusul Pasar Minggu 28 kasus. Banyaknya kasus DBD ini dipengaruhi kondisi pasca banjir yang banyak meninggalkan sampak dan lingkungan yang kotor, sedangkan di Kecamatan Pesanggrahan terjadi 14 kasus, dan khususnya kelurahan Ulujami ada 2 kasus, Kelurahan Ulujami adalah daerah yang terkena banjir bulan lalu.
Wakil Walikota Jakarta Selatan Syamsudin Noor mengatakan pasca banjir, kita tetap harus waspada terhadap penyakit yang sering muncul. Kita tetap berupaya untuk mengatasinya dengan memberikan pemahaman DBD yang lebih luas lagi untuk bisa melakukan pola hidup sehat dan bersih, harus kita tanamkan pada masyarakat,”katanya saat PSN di RT 12/ RW 03 kelurahan Ulujami Pesanggrahan, Jumat (8/2).
Disela-sela kegiatan PSN tersebut Syamsudin Noor memberikan bantuan pada warga RW 03 Ulujami yang terkena banjir kemarin berupa selimut, tikar dan lisol untuk mematikan bakteri atau virus-virus yang menjadi penyebab timbulnya berbagai penyakit di masyarakat.
Dengan melakukan PSN secara tertib dan rutin maka peningkatan perkembangan nyamuk DBD serta memberikan pemahaman pada masyarakat tentang DBD lebih luas akan meminimalisasi kasus DBD , karena PSN sarana yang paling efektif dan sangat murah untuk memberantas nyamuk DBD. Kami hanya memberi dorongan agar lebih giat lagi dan Jakarta Selatan dapat terbebas dari kasus DBD,”tandasnya.
Dia, tambahkan langkah yang paling tepat dalam mencegah dan antisipasi nyamuk demam berdarah adalah melakukan PSN dengan 3 M secara rutin, kita menghindarkan melakukan foging. .Foging akan dilakukan apabila ada kasus, tapi yang lebih utama adalah bagaimana kita melakukan kegiatan PSN secara rutin. Kita tutup siklus mata rantai penyebaran nyamuk aides aigipty, kita lakukan seminggu sekali karena siklus nyamuk ini 10 hari . Jadi nyamuk belum dewasa sudah kita putus mata rantainya,” jelasnya.