Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Edy Junaedi, membuka kegiatan Festival Warisan Budaya Tak Benda 2019, di Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Situ Babakan, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jumat (26/4). Dalam kegiatan itu, Edy berpesan, agar Budaya Betawi tidak hanya dilestarikan, namun juga harus terus dikembangkan.
"Hari ini kita coba festivalkan (Warisan Budaya Tak Benda), tampilkan, sehingga masyarakat paham dan mengerti, serta dapat membantu mensosialisasikan warisan budaya ini di lingkungannya masing-masing. Jadi namanya budaya, itu bukan sekedar dilestarikan tapi juga dikembangkan," tuturnya.
Edy menyampaikan, warisan Budaya Betawi ada dua yaitu yang sifatnya benda dan tak benda. Dalam festival ini, ditampilkan khusus untuk warisan budaya takbenda. "Kalau yang tak benda ini, ada 41 yang sudah dimiliki DKI Jakarta. Ada yang makanan, permainan, cerita dan lain sebagainya," katanya. Dengan adanya begitu banyak warisan budaya tersebut, maka Jakarta bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. "Kita punya tugas untuk bagaimana menjadikan budaya Jakarta ini sebagai tuan rumah dan daya tarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara " ucap Edy.
Kepala Seksi Nilai Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Puji Surono menambahkan, Festival Warisan Budaya Tak Benda 2019 menampilkan 41 jenis karya warisan budaya DKI Jakarta, yang sudah mendapatkan penetapan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari 2013 sampai 2018.
"Dari ini (Festival Warisan Budaya Tak Benda) nanti ditampilkan permainan tradisional adat Betawi, ada penyajian kuliner khas Betawi, ada juga pertunjukan seni tari, pantun, dan lainnya," ujarnya. Dalam kesempatan itu, Puji berharap, kegiatan ini tetap dilakukan secara berkelanjutan. Karena, warisan budaya tak benda itu ditetapkan dari pemerintah pusat setiap tahun, melalui usulan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.
"Peserta festival ini, kita ambil dari pelaku-pelaku komunitas yang memang ditetapkan sebagai warisan budayanya. Misalnya Silat Beksi yang kemarin kita verifikasi, dan ditetapkan sebagai warisan budaya, sehingga kita tampilkan di acara ini, agar tidak hilang dan makin berkembang," tandasnya.
Diketahui, Festival Warisan Budaya Tak Benda DKI Jakarta yang digelar di Situ Babakan ini merupakan yang kali kedua. Setelah sebelumnya digelar di Taman Benyamin Sueb pada Oktober 2018. Kegiatan Festival Warisan Budaya Tak benda akan digelar selama tiga hari, mulai Jumat (26/4) hingga Minggu (28/4), dari pukul 08.30 WIB hingga 21.00 WIB.
"Hari ini kita coba festivalkan (Warisan Budaya Tak Benda), tampilkan, sehingga masyarakat paham dan mengerti, serta dapat membantu mensosialisasikan warisan budaya ini di lingkungannya masing-masing. Jadi namanya budaya, itu bukan sekedar dilestarikan tapi juga dikembangkan," tuturnya.
Edy menyampaikan, warisan Budaya Betawi ada dua yaitu yang sifatnya benda dan tak benda. Dalam festival ini, ditampilkan khusus untuk warisan budaya takbenda. "Kalau yang tak benda ini, ada 41 yang sudah dimiliki DKI Jakarta. Ada yang makanan, permainan, cerita dan lain sebagainya," katanya. Dengan adanya begitu banyak warisan budaya tersebut, maka Jakarta bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan. "Kita punya tugas untuk bagaimana menjadikan budaya Jakarta ini sebagai tuan rumah dan daya tarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara " ucap Edy.
Kepala Seksi Nilai Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Puji Surono menambahkan, Festival Warisan Budaya Tak Benda 2019 menampilkan 41 jenis karya warisan budaya DKI Jakarta, yang sudah mendapatkan penetapan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dari 2013 sampai 2018.
"Dari ini (Festival Warisan Budaya Tak Benda) nanti ditampilkan permainan tradisional adat Betawi, ada penyajian kuliner khas Betawi, ada juga pertunjukan seni tari, pantun, dan lainnya," ujarnya. Dalam kesempatan itu, Puji berharap, kegiatan ini tetap dilakukan secara berkelanjutan. Karena, warisan budaya tak benda itu ditetapkan dari pemerintah pusat setiap tahun, melalui usulan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.
"Peserta festival ini, kita ambil dari pelaku-pelaku komunitas yang memang ditetapkan sebagai warisan budayanya. Misalnya Silat Beksi yang kemarin kita verifikasi, dan ditetapkan sebagai warisan budaya, sehingga kita tampilkan di acara ini, agar tidak hilang dan makin berkembang," tandasnya.
Diketahui, Festival Warisan Budaya Tak Benda DKI Jakarta yang digelar di Situ Babakan ini merupakan yang kali kedua. Setelah sebelumnya digelar di Taman Benyamin Sueb pada Oktober 2018. Kegiatan Festival Warisan Budaya Tak benda akan digelar selama tiga hari, mulai Jumat (26/4) hingga Minggu (28/4), dari pukul 08.30 WIB hingga 21.00 WIB.