kerukunan-beragama-dapat-menciptakan-kerukunan-umat

Walikota Jakarta Selatan Syahrul Effendi mengatakan Jakarta sebagai pusat dari segala pusat kehidupan nasional dengan penduduk yang sangat padat dan majemuk, mempunyai berbagai permasalahan sosial yang sangat komplek dan tingkat kehidupan beragama, ini harus diantisipasi karena dapat mengganggu kondusifitas daerah termasuk kerukunan beragama.

Dengan melihat kondisi Jakarta yang sangat majemuk ini, pembangunan kerukunan umat beragama perlu ditingkatkan sehingga dapat menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa, ”katanya saat acara Peningkatan Pemahaman Kerukunan Hidup Umat Beragama di Wilayah Jakarta Selatan di R.Pola Kantor Walikota Jaksel, Rabu (21/9).

Kerukunan hidup umat beragama mengandung makna penting bukan saja bagi pembangunan bangsa tetapi juga bagi kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena sebentar lagi Provinsi DKI Jakarta akan menyelenggarakan Pemilukada untuk itu saya berharap di Jakarta Selatan tidak terjadi gesekan-gesekan antar umat yang tidak sepaham, ini akan terjadi polarisasi di masyarakat dan tidak jarang muncul sentimen keagamaan, suku dan golongan. Ini akan menjadi ancaman yang serius bagi kondisi bangsa dan negara akan mengancam keharmonisan dan ketentraman kehidupan bermasyarakat, ” jelas Syahrul

Kami atas nama Pemerintah Kota Adm. Jakarta Selatan mengajak, memahami dinamika politik yang cenderung meningkat termasuk di Wilayah Jakarta selatan. Sehingga diharapkan kita semua dapat memberikan kesejukan baik antar sesama umat dalam satu agama, antar umat beragama maupun antar umat beragama dengan pemerintah (tri kerukunan hidup bergama), sehingga PemiluKada 2012 dapat diselenggarakan dengan sukses, aman dan sudah barang tentu demokratis, ”ujarnya

Dikesempatan lain Kepala Kesbangpol Jaksel Topan Bakri menambahkan maksud penyelenggaran kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan para peserta dalam mental spiritual dan agama khususnya dalam hal kerukunan beragama antar umat beragama, yang harmonis, damai, aman dan saling menghormati serta bertujuan menyamakan pemahaman terhadap upaya menghormati kemajemukan masyarakat Jakarta yang rentan terhadap komplik sosial, ”jelasnya.