keberagaman-untuk-dki-jakarta

NameAsisten Pemerintahan Kota Administrasi Jakarta Selatan, Edy Suherman, membuka kegiatan Peningkatan Pemahaman terhadap Kerukunan Hidup Keberagaman, di Kantor KUA Kecamatan Kebayoran Baru, Jln Kerinci Raya No.20, Kelurahan Gunung, Jakarta Selatan, Selasa (23/5).

Dalam acara yang juga dihadiri oleh Lurah Gunung Noor Muchyadi, Perwakilan Polres Jakarta Selatan Dri Hastuti, perwakilan MUI, perwakilan FKUB, Edy mengatakan, tema yang diangkat, sangatlah sejalan dengan tema ulang tahun DKI Jakarta yang ke 490.

"Pemerintah DKI Jakarta ini mengusung tema yang sekarang ini, Beragam, Bersatu, Melayani. Nah ini kaitan dengan kerukunan beragama," ujarnya. Ada makna tersendiri yang diambil dari tema tersebut. Edy menjelaskan, Indonesia memiliki keberagaman yang luar biasa, lantaran memiliki banyak suku serta kebudayaan yang tersebar dari sabang sampai merauke.

"Beragam, Indonesia ini negara yang plural, yang banyak dihuni oleh masyarakat yang terdiri dari beberapa puluh daerah yang punya adat istiadat sendiri, kebiasaan sendiri, yang kebiasaan itu tidak bisa kita paksakan," tuturnya.

Khusus di DKI Jakarta, Edy mengungkapkan, perbedaan yang terjadi ketika Pilkada DKI Jakarta 2017, diharapkan telah selesai lantaran pesta demokrasi tersebut telah berakhir. Untuk itulah, Edy meminta kepada setiap elemen masyarakat, dapat bersatu padu agar tetap menjaga perdamaian dan ketentraman khususnya di wilayah Jakarta Selatan.

"Dengan selesainya pemilu, selesai sudah, yang kemarin beragam ini sudah selesai, sekarang kita kembali bersatu sebagai warga Indonesia, masing - masing punya tugas, yang Pegawai Negeri Sipil misalnya, melayani setiap orang tanpa pandang siapapun. Jadi bersatu untuk melayani," tegasnya.

Edy pun mengungkapkan, kunci untuk menerima keberagaman adalah saling menghargai satu sama lain. Untuk itulah, Edy meminta kepada para peserta yang terdiri dari majelis taklim, penyuluh agama, PKK, serta utusan masyarakat dari Kebayoran Baru dan Kebayoran Lama, agar dapat menanamkan rasa toleransi yang tinggi di dalam pribadi masing-masing.

"Jangan menyampaikan kita seolah-olah yang paling benar. Jangan mencaci maki, saling menghormati dan menghargai antar umat beragama," pungkasnya. (KIP JS)