kebebasan-dan-reformasi-tidak-membawa-keteduhan-umat-islam

Dilatar belakangi adanya perkembangan corak pemikiran dan gerakan umat Islam di Indonesia dalam tempo satu dekade terakhir terjadi reformasi atau perubahan luar biasa dan fenomenal. Corak pemikiran dan gerakan tersebut ada yang lahir dan tumbuh dari dalam negeri dan ada yang datang luar negeri yang disebut dengan pemikiran dan gerakan Trans-national.

""Dengan adanya suasana kebebasan dalam era reformasi di Indonesia, pemikiran dan gerakan itu tidaklah semuanya membawa keteduhan bagi umat Islam Indonesia yang mayoritas di Republik ini,” kata Ketua Forum Islamic Center Mafri Amir usai seminar Revitalization of Islam, Challenges and Opportunisties di Hotel Sultan Jakarta, Sabtu (12/2).

Seminar international bertajuk Revitalization of Islam, Challenges and Opportunisties, yang dihadiri Kh Hasyim Muzadi, Prof.Dr Azyumardi Azra, Prof Dr.Mark R.Woodward, Dr.Imtiyas Yusuf  dan lainnya, kata dia sudah digagas sejah 4 bulan lalu bersama walikota Jaksel Syahrul Effendi. Ide seminar ini bertolak pada dinamika Islam di Indonesia sejak 10 tahun terakhir.

Sejak masa reformasi, muncul banyak corak dan ragam pemikiran serta gerakan Islam di Indonesia. Organisasi kemasyarakatan (ormas) berbasis Islam mulai lahir dan tumbuh di Tanah Air. Baik organisasi yang lahir di dalam negeri maupun organisasi yang bersifat trans-nasional. Ada yang lembut, sedang, keras dan ada yang radikal terangnya.

Keadaan seperti itu kemudian melahirkan keragu-raguan atau kebimbangan pada umat Islam di Indonesia. Bagaimana sebenarnya Islam itu, bagaimana wajah Islam sesungguhnya. Berbekal pertanyaan itu, Forum Islamic Certer menggagas seminar Internatinal tersebut.