Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kota Administrasi Jakarta Selatan, terus mengalami kenaikan. Selama rentang 2010 hingga 2016, tercatat, IPM Jakarta Selatan selalu menjadi yang tertinggi di Provinsi DKI Jakarta.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Selatan Syarifuddin Nawie menjelaskan, pada 2010, Jakarta Selatan mendapat IPM sebesar 80,26, di 2011 meningkat menjadi 81,22, dan pada 2012 menjadi 81,72. "Sementara pada 2013 IPM Jakarta Selatan menjadi 82,72, 2014 naik lagi menjadi 82,94, 2015 menjadi 83,37, dan pada 2016 menjadi 83,93," ujarnya, Kamis (15/6).
Nawie mengatakan, ada beberapa indeks yang digunakan dalam menentukan IPM. Jakarta Selatan menurut Nawie, ada indeks yang benar-benar berpengaruh sehingga membuat Jakarta Selatan menempati urutan teratas di DKI Jakarta.
"Indeks Angka Harapan Hidup (AHH), indeks Harapan Lamanya Sekolah atau Expected Years of Schooling (EYS), indeks Rata-Rata Lamanya Sekolah atau Mean Years of Schooling (MYS), serta indeks Pengeluaran. Kalau di Jakarta Selatan itu Indeks Pengeluaran paling tinggi jika dibanding dengan kota lainnya." paparnya.
Nawie mengungkapkan, bukan tanpa sebab indeks Pengeluaran menjadi pengaruh utama dalam tingginya angka IPM di Jakarta Selatan. Nawie menambahkan, masyarakat Jakarta Selatan sudah memiliki daya beli yang sangat tinggi, dan sudah mampu untuk membeli kebutuhan yang sesuai dengan apa yang diinginkannya.
"Di 2016 itu untuk Pengeluaran mencapai 22.931, tertinggi dibandingkan kota lain di DKI Jakarta. Jadi Pengeluaran itu dibagi dua, makanan dan non makanan. Makanan sudah jelas ya, kalau non makanan itu seperti pendidikan, kesehatan. Kalau pendidikan itu artinya bisa sekolah, kesehatan untuk berobat, jadi orang Jakarta Selatan itu mampu, dengan biaya berapapun itu mereka sanggup," ucapnya.
Untuk itulah, Nawie berharap IPM Jakarta Selatan tetap paling tinggi di Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan data, Nawie yakin bahwa Jakarta Selatan mampu untuk mempertahankan posisi tersebut.
"Kita punya modal kok. Kalau sudah diatas 80 itu sudah sangat tinggi, kita masih akan paling tinggi. Rasanya juga sulit untuk kota Jakarta yang lain menembus Jakarta Selatan," pungkasnya. (KIP JS)