idiologi-pancasila-harus-dipahamai-secara-benar

Jakarta adalah Pusat Pemerintahan negara merupakan barometer bangsa Indonesia dimata dunia international serta menjadi tolak ukur bagi daerah lainnya di Indonesia. Dengan penduduk kurang lebih 9,5 juta jiwa, kemajemukan dan keragaman kultur, budaya dan aktifitas ekonomi yang sangat komplek perlu penanganan-penanganan yang terintegrasi dalam mengelola pemerintahan baik di tingkat provinsi maupun tingkat kota.

 Dinamika kota Jakarta sebagai sentra perdagangan, pusat bisnis dan perekonomiannya sebagai pusat berkumpulnya komunitas dari berbagai strata sosial dan kemajemukan dari berbagai etnis, agama dapat memunculkan potensi konflik maupun kerawanan sosial antar kelompok masyarakat,”kata Sekretaris Kota Syamsudin Noor saat Dialog Interaktif Kerawanan Idiologi yang berdampak terhadap stabilitas politik Kota Adm.Jakarta Selatan di kantor walikota Jaksel, Rabu (21/12)

 Syamsudin Noor tambahkan kerawanan dan konflik bisa mengakibatkan kerawanan idiologi, itu pernah kita alami pada tahun 1948 pemberontakan PKI di tambah lagi dengan sistem politik yang berpola liberalisme dengan paham parlementer pada tahun 1050-1959 kemudian muncul kembali gerakan 30 September 1965,”terangnya

 Keberadaan kelompok radikal kanan maupun kiri atau kelompok radikal lainnya perlu diwaspadai oleh masyarakat, khususnya dari aparatur pemerintah.Untuk itu para tokoh masyarakat, Pemuda, Pimpinan dan anggota Ormas kepemudaan yang hadir disini agar benar-benar memahami dan menularkan pada yang lain, agar pemahaman terhadap Idiologi Pancasila dapat dipahami secara benar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,”tegas Syamsudin Noor.

 Sementara Kepala Kesbangpol Jakarta Selatan Taufan Bakri mengatakan diadakan dialog ini dilatarbelakangi dinamika Jakarta yang dapat memunculkan potensi konflik kerawanan idiologi antar kelompok-kelompok masyarakat, perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan internal dari adanya interaksi di masyarakat.

 Juga dimaksudkan untuk meminimalisir kemungkinan gesekan dari potensi konflik kerawanan Idiologi yang berdampak terhadap stabilitas politik, terlebih nilai-nilai Pancasila yang mulai luntur, sehingga dialog Interaktif kerawanan Idiologi yang berdampak terhadap stabilitas politik sangatlah penting,”tambahnya.