Menjelang hari Kebangkitan Nasional yang jatuh pada 20 Mei 2015, Badan Kesbangpol DKI Jakarta mengantisipasi terjadinya aksi anarkis dengan melakukan pendekatan persuasif dengan elemen mahasiswa dan buruh yang akan berunjuk rasa.
""Hari ini kita dengan Kesbangpol Jakarta Selatan, supaya bersinergis antara Kota dan Provinsi, dengan memberikan laporan bersama komunitas intelejen daerah,"" kata Ratiyono, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta saat monitoring keliling ke kantor Kesbangpol Jakarta Selatan, Senin (18/5)
Menurut Ratiyono, menyikapi kebangkitan nasional dengan adanya rencana unjuk rasa elemen mahasiswa yang akan turun kejalan. ""Kami mewaspadai dengan memantau dan menonitor supaya sesuai koridor,"" ujarnya.
Ratiyono mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Polda Metro dan Kodim memberikan penjelasan pada masyarakat untuk berdialog.
""Unjuk rasa boleh karena menyampaikan pendapat, asal tidak anarkis, tugas keamanan harus menjaga jangan sampai ada penumpang gelap yang akan memprovokasi tindakan anarkis,"" ujarnya.
Sementara itu, menurut Matsani, Kepala Kesbangpol Jakarta Selatan, untuk Kebangkitan Nasional elemen yang tergabung dalam BEM SI, BEM Nusantara dan masa buruh.
""Kalau di Jakarta Selatan titiknya ada dikampus UIN Jakarta,"" katanya
Lebih lanjut, Matsani mengatakan tuntutan mahasiswa perihal resistensi kebijakan pemerintah. ""Untuk di Jakarta Selatan hanya memonitor saja agar tidak terjadi hal-hal yang tidak sesuai aturan, kalau mengkritisi perjalanan pemerintah oke, tapi kalau anarkis berlebihan akan diamankan ,"" tegasnya.