Jakarta Selatan – Walikota Administrasi Jakarta Selatan (Jaksel), Munjirin mengikuti kegiatan Kolaborasi Bersih Sampah Jakarta, di Akademi Kompos, Jalan Griya Raya, Bumi Pesanggrahan Mas, Kelurahan Petukangan Selatan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Minggu (17/11).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut digelar secara serentak di tujuh titik pada enam wilayah Kota/Kabupaten di Provinsi DKI Jakarta.
Kegiatan Kolaborasi Bersih Sampah Jakarta dipusatkan di Hutan Kota Gelora Bung Karno (GBK) yang dihadiri Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, Wakil Menteri Lingkungan Hidup/Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Diaz Faisal Malik Hendropriyono, Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta, Asep Kuswanto dan stakeholder terkait.
Sementara kegiatan Kolaborasi Bersih Sampah Jakarta di Akademi Kompos dihadiri Direktur Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Kementerian Lingkungan Hidup, Ari Sugasri, Kasudin LH Jakarta Selatan, Mohamad Amin, Camat Pesanggrahan, Agus Ramdani, lurah se-Kecamatan Pesanggrahan, Pendiri Akademi Kompos, Artomo, warga RW 08 Kelurahan Petukangan Selatan dan stakeholder terkait.
Walikota Jaksel, Munjirin mengawali kegiatan Kolaborasi Bersih Sampah Jakarta dengan meninjau sejumlah rumah warga di Bumi Pesanggrahan Mas yang telah memulai aksi pilah sampah. Selanjutnya Walikota mengikuti kegiatan Kolaborasi Bersih Sampah Jakarta di Hutan Kota Gelora Bung Karno (GBK) secara daring.
Pada kesempatan itu, Walikota Administrasi Jakarta Selatan menyampaikan secara singkat pengelolaan sampah di Jakarta Selatan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. “Kami saat ini berada di RW 08 Perumahan Bumi Pesanggrahan Mas dan diperumahan ini sudah menerapkan sampah pilah per rumah, pemilahan sampah sudah dijalankan dari rumah ke rumah,” ujarnya.
Ia menerangkan, di kawasan ini ada 389 rumah dan sudah 362 rumah yang melaksanakan pilah sampah. Artinya, lanjut Munjirin, ada 10 persen yang belum melaksanakan pilah sampah, itu pun karena rumahnya kosong dan ada penghuni baru yang belum tersosialisasikan pilah sampah.
“RW (08) ini juga akan dinyatakan jadi pilot project kawasan percontohan pilah sampah,” ujarnya.
Direktur Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Kementerian Lingkungan Hidup, Ari Sugasri, menuturkan, dalam penanganan sampah perlu kolaborasi, karena kuncinya bagaimana bisa menyelesaikan sampah di sumber.
“Kalau ini (menyelesaikan sampah di sumber) bisa kita lakukan, saya yakin dari Jakarta Selatan ini pasti menyumbang kontribusinya 25 persen,” katanya.
Kasudin LH Jaksel, Mohamad Amin menambahkan, Jakarta Selatan sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, tentu menghadapi tantangan besar dalam hal pengelolaan sampah.
“Jakarta Selatan menghasilkan 1.400 ton sampah per hari dan berhasil mereduksi sampah sebanyak 2.404 ton per tahun, yang dikelola melalui Bidang Pengelolaan Sampah (BPS), Tempat Pengelolaan Sampah Reusable dan Ramah Lingkungan (TPS 3R), Bank Sampah , Komposting dan juga Maggot,” terangnya.