Sudin-Kominfotik-Jaksel-Gelar-Kegiatan-Berkawan

Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Jakarta Selatan (Jaksel) bersama Wartawan Jakarta Selatan (WJS) menggelar acara Berdiskusi Kota dan Wartawan (Berkawan), di Ruang Gelatik I, Kantor Walikota Jakarta Selatan, Kamis (25/4). Kegiatan diskusi tersebut mengangkat tema "Publikasi Pemberitaan Stunting yang Ramah Anak di Media Digital".

Kepala Sudin Kominfotik Jaksel, Sugiono mengatakan, melalui kegiatan ini diharapkan menjadi edukasi yang baik dan tentunya mempunyai output yang positif bagi masyarakat.

"Hari ini kita hadirkan sebanyak perwakilan 16 Kelurahan di Jakarta Selatan yang menjadi lokus stunting, narasumber terkait, dan tentunya teman-teman wartawan Jakarta Selatan," ujarnya.

Sugiono menuturkan, selain stunting, dalam kegiatan ini narasumber juga menyampaikan terkait update penyakit deman berdarah di wilayah Jakarta Selatan.

“Dengan adanya kegiatan ini juga diharapkan nantinya dapat memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi yang edukatif dan inspiratif terutaman mengenai pencegahan stunting dan DBD,” katanya.

Semertara itu, narasumber dari Universitas Budi Luhur, Rachmi Kurnia Siregar, mengatakan media digital merupakan promosi kesehatan strategis bagi stakeholder dalam mendorong ibu balita melek gizi dalam mengantisipasi status stunting sejak dini. "Dalam meliput kasus-kasus yang melibatkan anak, agar diperhatikan privasi anak. Seperti jangan sembarangan membocorkan identitas anak, dan tempatkan diri kita pada posisi anak, dan tunjukkan empati", katanya.

Koordinator WJS, Roebin Tarigan menambahkan, kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun komunikasi yang baik dalam membantu publikasi suatu media digital kepada masyarakat.

Salah satunya, lanjut Roebin, terkait postingan ramah anak yang harus dilakukan suatu media digital yakni terkait identitas anak dan wajah atau ciri-ciri anak dan orang tua yang harus diblur atau dihilangkan dalam sebuah publikasi.

"Intinya standar pemberitaan terkait hal tersebut harus dilakukan, sehingga kita tidak melanggar norma-norma yang berlaku dan membuat pemberitaan menjadi semakin edukatif dan tentunya meningkatkan minat baca masyarakat," tuturnya.