Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Selatan (Jaksel) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penurunan Stunting di Ruang Gelatik, Kantor Walikota Jakarta Selatan, Kamis (25/1). Dalam rapat tersebut dibahas berbagai upaya Pemkot Jaksel untuk mengatasi masalah stunting di Jaksel.
Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Kota Administrasi Jakarta Selatan, Sayid Ali, mengatakan, dalam rapat Pemkot Jaksel menargetkan pada 2024, 700 balita terindikasi stunting dapat diintervensi melalui Program Kampung Gizi Cahaya dan Program Gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting Jakarta Selatan (GO TUNTAS JS).
“Perlu diketahui pada tahun 2023, Pemkot Jaksel berhasil menjangkau 615 balita terindikasi stunting, dan 68 balita lulus sampai bulan Desember 2023 atau mencapai 11 persen,” terang Sayid.
Sayid menjelaskan,berdasarkan Program Grebek Stunting pada 25 September hingga 16 Oktober 2023 oleh petugas kesehatan dengan proses pengukuran 68.181 anak terinput di e-PGBM, telah ditemukan 1.225 anak bermasalah gizi.
Dengan data tersebut, lanjut Sayid, ke depannya Pemerintah Jakarta Selatan akan terus menangani permasalahan stunting dengan menggandeng beberapa kolaborator baik dari BUMD, swasta maupun kalangan masyarakat.
“Mudah-mudahan dalam upaya penurunan stunting di Kota Jakarta Selatan menjadi Zero Stunting, atau Jakarta Selatan bebas stunting," ujarnya.
Dalam rapat tersebut turut hadir Kepala Bagian Kesra Jakarta Selatan, Khabib Asyngari, serta unsur terkait, seperti Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, Baznas (BAZIS) Jakarta Selatan, perwakilan CSR, Camat, dan Lurah, serta unsur lainnya.