Pemkot-Jaksel-Gelar-Kegiatan-Diseminasi-Informasi-Hasil-Surveilans-Gizi

Jakarta Selatan – Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Selatan (Jaksel) menggelar kegiatan Diseminasi Informasi Hasil Surveilans Gizi (Aksi 7), di Ruang Dirgantara Kantor Walikota Administrasi Jakarta Selatan, Rabu (13/11). Kegiatan tersebut dibuka Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Jakarta Selatan, Tomy Fudihartono.

Kegiatan tersebut diikuti puluhan peserta dari UKPD di wilayah Kota Jakarta Selatan, para Camat, Lurah Lokasi Fokus (Lokus) dan Kepala Puskesmas Kecamatan se-Jakarta Selatan, kader TP PKK Jakarta Selatan, serta Corporate Social Responsibility (CSR) dari sejumlah perusahaan. Kemudian narasumber yang dihadirkan yaitu dari Iradat Konsultan, Rita Ramayulis.

Tomy, mengatakan, surveilans gizi adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan dan diseminasi informasi hasil pengolahan data secara terus menerus dan teratur tentang indikator yang terkait dengan kinerja pembinaan gizi masyarakat.

“Untuk ketersediaan informasi perkembangan status gizi dan capaian kegiatan pembinaan gizi di suatu wilayah, khususnya di kabupaten dan kota secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan diantara pelaksanaan Riskesdas, dipandang perlu melakukan monitoring dan evaluasi setiap tahun,” ujarnya.

Ia menuturkan, pengukuran dan publikasi stunting adalah upaya Pemerintah Kota untuk memperoleh data prevalensi stunting terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan, dan desa.

Hasil pengukuran, lanjut Tomy, tinggi badan anak di bawah lima tahun serta publikasi angka stunting digunakan untuk memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan pencegahan dan penurunan stunting. Dengan demikian penyelenggaraan Surveilans Gizi sangat penting dan mendesak untuk dilaksanakan.

“Diseminasi Hasil Surveilans Gizi ini bertujuan untuk menyebarluaskan hasil pencapaian indiaktor kinerja pembinaan gizi masyarakat kepada lintas program dan lintas sektor. Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Puskesmas, Kota Administrasi serta Provinsi,” tuturnya.

Tomy pun mengimbau kepada jajaran terkait untuk dapat memanfaatkan dengan baik data prevalensi stunting yang disajikan dengan hasil analisis hubungan antara capaian program-program untuk bisa dirumuskan menjadi kebijakan, serta bahan perencanaan intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif di setiap wilayah Kecamatan sampai dengan Kelurahan di tahun berikutnya.

“Saya ucapkan terima kasih kepada narasumber dan pihak yang membantu pelaksanaan hari ini, semoga apa yang sudah kita sepakati dapat menghasilkan kegiatan yang konkrit dan optimal sehingga Jakarta Selatan bebas stunting,” ucapnya.