Jakarta - Komunitas Balita Sehat Pejaten Barat (Balihat Pejabat) resmi diluncurkan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Malinjo, Selasa (4/10). Komunitas ini, dibentuk dengan tujuan salah satunya yakni mencegah gizi buruk bagi anak di lingkup Kelurahan Pejaten Barat. Plt Wakil Walikota Administrasi Jakarta Selatan Ali Murthadho, yang turut hadir dalam peluncuran didampingi Sekretaris Kecamatan Pasar Minggu, Kepala Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Amelia, dan Lurah Pejaten Barat Asep Ahmad Umar, memberikan apresiasi atas diluncurkannya komunitas, serta kolaborasi yang ditunjukkan oleh seluruh pihak yang telah berkontribusi di dalam kegiatan tersebut.
"Ini kegiatan yang mengedukasi, kemudian memberikan pemahaman, terkait dengan hidup sehat dan lain sebagainya, dalam rangka pembinaan kesehatan dan tumbuh kembang anak secara komprehensif, berkualitas, dan koordinatif dengan melibatkan keluarga," ujarnya. Ali menuturkan, melalui komunitas ini pula, semua terlibat dan berpartisipasi aktif di dalam persoalan gizi ataupun stunting. "Secara umum penyebab stunting itu bisa faktor genetika, bisa juga faktor gizi, dan ini yang kita cari pola penanganannya. Oleh karena itu, ini merupakan kerja kelompok yang sangat baik dalam mengatasi hal tersebut," ucapnya.
Sementara, Kepala Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Amelia mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan preventif untuk pencegahan gizi buruk dan stunting, yang akan dilaksanakan selama tiga bulan mendatang. "Total balita itu 1.200, yang terduga ada 19, lima diduga stunting, yang 14 itu di bawah garis merah. Artinya harus diperbaiki gizi dan berat badannya. Setiap bulan akan dimonitor terus oleh kami, dan juga dari dokter spesialis anak. Jadi kita kerja sama dengan dokter spesialis anak dan juga Rumah Sakit Siaga," tandasnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.
"Ini kegiatan yang mengedukasi, kemudian memberikan pemahaman, terkait dengan hidup sehat dan lain sebagainya, dalam rangka pembinaan kesehatan dan tumbuh kembang anak secara komprehensif, berkualitas, dan koordinatif dengan melibatkan keluarga," ujarnya. Ali menuturkan, melalui komunitas ini pula, semua terlibat dan berpartisipasi aktif di dalam persoalan gizi ataupun stunting. "Secara umum penyebab stunting itu bisa faktor genetika, bisa juga faktor gizi, dan ini yang kita cari pola penanganannya. Oleh karena itu, ini merupakan kerja kelompok yang sangat baik dalam mengatasi hal tersebut," ucapnya.
Sementara, Kepala Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Amelia mengatakan, kegiatan ini merupakan kegiatan preventif untuk pencegahan gizi buruk dan stunting, yang akan dilaksanakan selama tiga bulan mendatang. "Total balita itu 1.200, yang terduga ada 19, lima diduga stunting, yang 14 itu di bawah garis merah. Artinya harus diperbaiki gizi dan berat badannya. Setiap bulan akan dimonitor terus oleh kami, dan juga dari dokter spesialis anak. Jadi kita kerja sama dengan dokter spesialis anak dan juga Rumah Sakit Siaga," tandasnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.