Sebanyak 60 sanggar silat se-Kota Administrasi Jakarta Selatan (Jaksel) mengikuti Festival Silat Tradisi Betawi Tahun 2019, di Kawasan Perkampungan Budaya Betawi (PBB) Situ Babakan, Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (14/12).
Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Selatan Imron dalam sambutannya mengatakan, pelestarian tradisi betawi dan kesenian silat harus terus dilakukan oleh seluruh pihak. Seperti kolaborasi antar sanggar, komunitas dan pemerintah. Imron juga mengatakan, setiap kebudayaan Indonesia adalah tanggung jawab masyarakatnya untuk terus menjaga dan mengenalkannya di setiap kesempatan.
"Tugas kitalah untuk menjaga tradisi dan kesenian ini. Seperti mengajarkannya kepada setiap generasi dan mementaskannya di setiap acara, adalah bagian dari kepedulian kita terhadap masa depan seni pencak silat nusantara," ujarnya. Sementara Ketua Panitia Pelaksana Festival Silat Tradisi Betawi Tahun 2019 Anas Muhammad Nasir memaparkan, 60 sanggar pencak silat yang hari ini berlaga terbagi dalam empat kategori yakni kategori putra dan putri, kategori kelompok, dan berpasangan.
"Beberapa hal yang diperhatikan dalam penilaian peserta, seperti gerakan, kekompakan, dan ciri khas pakaian yang tetap dalam koridor etika silat. Para para pemenang nanti akan mendapatkan piagam dan uang pembinaan," paparnya. Peserta dari Sanggar Generasi Muda Budaya Betawi, Ridwansyah mengungkapkan kegembiraannya mendapatkan dukungan keluarga untuk mengikuti perlombaan silat di ajang Festival Silat Tradisi Betawi tersebut.
Ia berharap, timnya dapat memenangkan lomba dan terus berkarya melestarikan kesenian pencak silat. "Persiapannya sudah sejak sebulan lalu, latihannya seminggu dua kali tiap malem selasa sama malem kamis. Semoga kita bisa menang lomba, dan generasi penerus kita bisa terus menampilkan silat ini pada acara acara selanjutnya," tandasnya.
Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Selatan Imron dalam sambutannya mengatakan, pelestarian tradisi betawi dan kesenian silat harus terus dilakukan oleh seluruh pihak. Seperti kolaborasi antar sanggar, komunitas dan pemerintah. Imron juga mengatakan, setiap kebudayaan Indonesia adalah tanggung jawab masyarakatnya untuk terus menjaga dan mengenalkannya di setiap kesempatan.
"Tugas kitalah untuk menjaga tradisi dan kesenian ini. Seperti mengajarkannya kepada setiap generasi dan mementaskannya di setiap acara, adalah bagian dari kepedulian kita terhadap masa depan seni pencak silat nusantara," ujarnya. Sementara Ketua Panitia Pelaksana Festival Silat Tradisi Betawi Tahun 2019 Anas Muhammad Nasir memaparkan, 60 sanggar pencak silat yang hari ini berlaga terbagi dalam empat kategori yakni kategori putra dan putri, kategori kelompok, dan berpasangan.
"Beberapa hal yang diperhatikan dalam penilaian peserta, seperti gerakan, kekompakan, dan ciri khas pakaian yang tetap dalam koridor etika silat. Para para pemenang nanti akan mendapatkan piagam dan uang pembinaan," paparnya. Peserta dari Sanggar Generasi Muda Budaya Betawi, Ridwansyah mengungkapkan kegembiraannya mendapatkan dukungan keluarga untuk mengikuti perlombaan silat di ajang Festival Silat Tradisi Betawi tersebut.
Ia berharap, timnya dapat memenangkan lomba dan terus berkarya melestarikan kesenian pencak silat. "Persiapannya sudah sejak sebulan lalu, latihannya seminggu dua kali tiap malem selasa sama malem kamis. Semoga kita bisa menang lomba, dan generasi penerus kita bisa terus menampilkan silat ini pada acara acara selanjutnya," tandasnya.