Jakarta - Sebanyak 225 petugas dari Kecamatan Mampang Prapatan dan Pancoran, mengikuti Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Tahun 2022, di Ballrom Grand Kemang, Kelurahan Bangka, Kecamatan Mampang Prapatan, Senin (3/10). Kegiatan ini, dibuka langsung oleh Plt Wakil Walikota Administrasi Jakarta Selatan Ali Murthadho. Ali mengatakan, petugas yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan warga tersebut, akan mendapatkan berbagai cara sensus penduduk yang diinisiasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta Selatan.
"Melalui Regsosek ini dihasilkan data dari seluruh penduduk yang terdiri atas profile, kondisi sosial ekonomi, dan tingkat kesejahteraan. Yang terhubung dengan data induk kependudukan," ujarnya. Ali juga mewanti-wanti para petugas untuk berhati-hati dalam meng-input data. Terlebih mereka akan mendata warga yang sudah dikenal kesehariannya. "Bapak ibu akan ditempatkan di wilayah sendiri, di mana itu bisa jadi kelebihan dan kekurangan. Kedekatan antar pribadi tentunya akan mempermudah dalam pendataan," katanya.
Sementara itu, Kepala BPS Jakarta Selatan Munawaroh menjelaskan, untuk mewujudkan hasil data yang dibutuhkan maka diperlukan petugas lapangan yang memenuhi standar profesional, berintegrasi dan menjunjung tinggi kode etik statistik. "Kode etik tadi menyangkut, kerahasiaan data, keakuratan data. Utamanya adalah data merupakan sesuai dengan keadaan sebenarnya," ungkapnya.
Tidak hanya itu, kerahasiaan data harus dipegang dengan baik oleh para petugas. Terlebih tidak sembarang orang bisa membaca data warga yang telah disensus. Petugas lapangan juga harus mengetahui kiat-kiat agar data tadi tidak no respon. "Pelatihan ini selama tiga hari, mereka akan diajarkan bahan ajak dan tanya jawab," tutupnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.
"Melalui Regsosek ini dihasilkan data dari seluruh penduduk yang terdiri atas profile, kondisi sosial ekonomi, dan tingkat kesejahteraan. Yang terhubung dengan data induk kependudukan," ujarnya. Ali juga mewanti-wanti para petugas untuk berhati-hati dalam meng-input data. Terlebih mereka akan mendata warga yang sudah dikenal kesehariannya. "Bapak ibu akan ditempatkan di wilayah sendiri, di mana itu bisa jadi kelebihan dan kekurangan. Kedekatan antar pribadi tentunya akan mempermudah dalam pendataan," katanya.
Sementara itu, Kepala BPS Jakarta Selatan Munawaroh menjelaskan, untuk mewujudkan hasil data yang dibutuhkan maka diperlukan petugas lapangan yang memenuhi standar profesional, berintegrasi dan menjunjung tinggi kode etik statistik. "Kode etik tadi menyangkut, kerahasiaan data, keakuratan data. Utamanya adalah data merupakan sesuai dengan keadaan sebenarnya," ungkapnya.
Tidak hanya itu, kerahasiaan data harus dipegang dengan baik oleh para petugas. Terlebih tidak sembarang orang bisa membaca data warga yang telah disensus. Petugas lapangan juga harus mengetahui kiat-kiat agar data tadi tidak no respon. "Pelatihan ini selama tiga hari, mereka akan diajarkan bahan ajak dan tanya jawab," tutupnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.