Profil Kelurahan

Kota Administrasi Jakarta Selatan
Foto & Peta Lokasi
Sejarah
Geografi
Demografi
Potensi Wilayah
Prestasi Kerja
Inovasi

Foto & Peta Lokasi


Sejarah

Tanjung Barat adalah sebuah kelurahan yang terletak di Jakarta. Kelurahan ini memiliki kode wilayah 31.74.09.1005 dan kode pos 12530.[1] Kelurahan ini terletak di kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kelurahan ini memiliki Stasiun KA yang cukup ramai yakni Stasiun Tanjung Barat. Di kecamatan Jagakarsa, posisi kelurahan Tanjung Barat berada di sisi timur laut.

Kelurahan ini memulai sejarahnya sebagai sebuah tanah partikelir dengan nama Tandjong West, yang terletak di sisi barat hulu Sungai Ciliwung (kawasan antara Jalan Poltangan Raya, Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta Outer Ring Road, dan Sungai Ciliwung). Pemilik pertama yang diketahui dari tanah partikelir Tandjong West adalah Jan Andries Duurkoop, yang membeli Tandjong West dari pemilik sebelumnya antara tahun 1760 dan 1780. Duurkoop lalu menugaskan Johannes Rach untuk merancang Landhuis Tandjong West, yang dilengkapi dengan menara gerbang setinggi 25 meter bergaya Baroque dan taman yang luas. Bangunan utamanya terdiri dari rumah utama yang diapit oleh sejumlah bangunan sayap, yang kemungkinan ditujukan untuk tamu, tipikal fitur Gaya Indies.[4]

Bangunan utama Landhuis Tandjong West, dengan lansekap Baroque yang luas.

Duurkoop memanfaatkan Tandjong West sebagai lahan peternakan, di mana ia memelihara sekitar 5.000 ekor sapi untuk memproduksi susu dan daging sapi untuk VOC di Batavia. Diketahui bahwa untuk pergi ke Batavia melalui Sungai Ciliwung memerlukan waktu sekitar 6 jam, sementara untuk kembali ke Tandjong West memerlukan waktu sekitar dua hari. Pada saat itu, Tandjong West dijuluki Oostvriesland, sesuai nama wilayah produsen susu di Eropa.[5] Tandjong West berada dekat dengan tanah partikelir lain, seperti Tandjong Oost, yang terletak 600 meter di timur Tandjong West, di sisi timur Sungai Ciliwung.[6]

Tandjong West diketahui kurang cocok untuk ditanami, sehingga dimanfaatkan sebagai lahan peternakan.

Duurkoop meninggal pada tahun 1792 dan kemungkinan dimakamkan di Tandjong West. Sementara nasib rumah kongsinya belum jelas. Istrinya, Johanna Adriana Christina Duurkoop, menikah kembali dengan Conraag Johnas dan pindah ke Jepang untuk tugas militer. Keduanya lalu kembali ke Batavia, dan Conraag akhirnya meninggal pada tahun 1803.[7] Tanah partikelir Tandjong West lalu diwariskan ke keturunan Johanna Adriana Christina pada tahun 1838.[8]

Abad ke-19[sunting | sunting sumber]

Pada abad ke-19, pemerintah Hindia Belanda, di bawah kepemimpinan Daendels, mulai mengkonsolidasikan tanah partikelir di antara Batavia dan Buitenzorg. Ia memperkenalkan cara untuk mengoptimasi tanah menjadi lahan pertanian dengan memanfaatkan air dari Sungai Ciliwung. Di Tandjong West, sebuah bendungan pun dibangun untuk membuat Situ Babakan. Air yang terbendung lalu digunakan untuk mengirigasi lahan di sisi utaranya, seperti di Lenteng Agung dan Tanjung Barat, sehingga lahannya menjadi subur dan dapat ditanami.[6]

Pada tahun 1816, Kapten Quirijn Maurits Rudolph Ver Huell mengaku melihat Landhuis Tandjong West dari sisi timur Sungai Ciliwung saat mengunjungi Landhuis Tandjong Oost. Ver Huell mendeskripsikan bahwa "berdiri di tepi sungai, Landhuis Tanjong-West dikelilingi oleh kebun kelapa... di bawahnya terbentang padang rumput hijau yang indah, yang tertutup oleh banyaknya hewan ternak yang merumput, di sana-sini terdapat sekelompok pohon asam yang gelap - di latar depan, terdapat alam terkaya yang bisa dibayangkan".[6] Pengakuan Ver Huell tersebut pun mengindikasikan dekatnya jarak antara Landhuis Tandjong West dengan Landhuis Tandjong Oost.[6]

Pada tahun 1873, jalur rel Batavia-Buitenzorg resmi dibuka, sehingga mengubah moda transportasi utama di Tandjong West, dari sungai menjadi rel kereta api.[6]

Abad ke-20 - sekarang[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 1901, di peta Lenteng Agung, rumah kongsi sebagaimana yang dideskripsikan oleh Ver Huell masih eksis, yakni terletak di dekat Landhuis Tandjong Oost. Peta tersebut mengindikasikan bahwa Landhuis Tandjong West terletak di ujung tenggara dari Jalan Poltangan Raya, yang bertemu dengan Jalan Nangka.[9]

Pada awal abad ke-20, tanah partikelir Tandjong West dimiliki oleh N. V. Landbouw Maatschappij Tandjong West, yang dipimpin oleh Tan Liok Tiauw.[10][11]

Pada tahun 1932, rumah kongsi beserta menara gerbangnya tidak lagi eksis, walaupun lansekap sebagaimana yang dideskripsikan oleh Ver Huell belum berubah.[12] Lahan bekas lokasi Landhuis Tandjong West sebagaimana yang digambarkan di peta tahun 1901 kini dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan digunakan sebagai lokasi Puskesmas Tanjung Barat. Kini, tidak ada lagi bekas Landhuis Tandjong West maupun lahan peternakannya yang masih tersisa.


Geografi

Tanjung Barat adalah sebuah kelurahan yang terletak di Jakarta. Kelurahan ini memiliki kode wilayah 31.74.09.1005 dan kode pos 12530. Kelurahan ini terletak di kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kelurahan ini memiliki Stasiun KA yang cukup ramai yakni Stasiun Tanjung Barat. Wikipedia
Jumlah penduduk: 23.360 jiwa (Desember 2014)
Kecamatan: Jagakarsa
Kepadatan: 5.840 jiwa/km²
Kode BPS: 3171010006
Kode Kemendagri: 31.74.09.1005

Demografi

Tanjung Barat adalah sebuah kelurahan yang terletak di Jakarta. Kelurahan ini memiliki kode wilayah 31.74.09.1005 dan kode pos 12530. Kelurahan ini terletak di kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Potensi Wilayah


Prestasi Kerja

No Keterangan Tahun
1 Wali Kota Jakarta Selatan Munjirin menyerahkan piala dan hadiah kepada Tim Kecamatan Jagakarsa yang berhasil meraih Juara Pertama Festival Beduk Tingkat Kota Jakarta Selatan Tahun 2023, yang berlangsung di Halaman Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Jumat (14/4) malam. Tim Jagakarsa yang diwakili dari Kelurahan Tanjung Barat meraih juara pertama setelah mengalahkan sembilan tim dari sembilan kecamatan lainnya di Jakarta Selatan. Untuk juara pertama Festival Beduk Tingkat Kota, berhak mewakili Jakarta Selatan pada Festival Beduk di Tingkat Provinsi DKI Jakarta. 2023
2 Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memberikan apresiasi dan penghargaan kepada 21 nomine Ibu Ibukota Awards 2019 yang menjadi sosok perempuan penggerak Jakarta di The Hall Senayan City, Jakarta Pusat pada Jumat (20/12) petang. nies menyebut ke-21 orang nominator Ibu Ibukota Awards 2019 telah membuktikan kontribusi nyata kepada masyarakat dan lingkungan secara konkret selama bertahun-tahun, namun tidak muncul di permukaan publik. Karena itu, Ibu Ibukota Awards 2019 menjadi tonggak apresiasi kepada sosok perempuan penggerak yang telah berkomitmen dalam membantu mengentaskan permasalahan Jakarta di lima bidang, yaitu Bidang Pendidikan Orang Tua dan Anak Usia Dini; Bidang Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga; Bidang Kesehatan; Bidang Pengembangan Kerajinan; dan Bidang Pelestarian Lingkungan. Yaitu Hadiana warga kelurahan Tanjung Barat Rt 010 Rw 05 - Pendiri PAUD di rumah pribadinya sejak tahun 2004 2019