Pada sejarah Kebayoran, ternyata wilayah itu dulunya diambil dari nama jenis kayu.
Konon, nama Kebayoran berasal dari kata Bahasa Betawi "kabayuran", yang artinya tempat penimbunan kayu bayur (pterospermum javanicum).
Kayu bayur tersebut dianggap sangat baik karena kuat dan tahan terhadap serangan rayap.
Kayu Bayur sejenis pohon penghasil kayu pertukangan yang berkualitas baik.
Pohon yang biasa didapati di dataran rendah ini dikenal juga dengan nama-nama lain, seperti bayur, cayur (Sd.),bayur, wayur, wadang, walang (Jw.), phenjur (Md.), bolang(Bal.),buli(Slw.),damarsala(NTT),dan teunggi leuyan(Kal.).
Kayu ini juga dikenal luas di dunia, khususnya di wilayah tropis mulai dari India bagian selatan, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara, Amerika Tenggara, dan Brasil.
Kayu-kayu gelondongan yang dihasilkan dari tempat yang dulu masih berupa hutan ini, dikirimkan ke Batavia melalui Kali Krukut dan Kali Grogol dengan cara dihanyutkan, melalui Kali Krukut merupakan sungai yang mengalir melewati sisi jalan Prapanca, Kebalen, Plaza Semanggi lalu Tanah Abang. Sementara Kali Grogol berada di belakang Pondok Indah Mall lalu ke Gandaria, Senayan lalu ke Grogol. Artinya saat itu sungai-sungai ini lebar dan dalam, sehingga bisa dialiri oleh kayu gelondongan.
Sampai sebelum kemerdekaan Indonesia, Kebayoran adalah sebuah distrik yang dikepalai oleh seorang wedana. Ia adalah bagian dari Kabupaten Meester Cornelis, yang wilayahnya sampai meliputi Ciputat. Sekitar tahun 1938, Pemerintah Hindia Belanda merencanakan sebuah lapangan terbang internasional, yang batal terwujud karena Perang Dunia Kedua.
Pada sejarah Kebayoran, di tahun 1969, pemerintah Indonesia membagi wilayah Kebayoran menjadi dua bagian yakni Kebayoran Lama dan Kebayoran Baru. Adapun Kebayoran Lama terletak di bagian barat Jakarta Selatan sementara Kebayoran Baru berbatasan dengan Jakarta Pusat.
Di wilayah Kebayoran Lama Utara sendiri terdapat pasar yang sudah eksis dari sebelum tahun 1850. Sampai sekarang, pasar ini masih eksis menjadi pusat perdagangan di kalangan warga area Kebayoran Lama dan sekitarnya. Dalam perkembangannya, Pasar Kebayoran Lama kemudian dikelola oleh PD. Pasar Jaya. Pasar ini didirikan tahun 1987. Para pedagang yang tadinya tidak terkonsentrasi di satu titik akhirnya berkumpul untuk berjualan di kawasan yang sama.
Kemudian, pada tahun 1990, Kebayoran Lama dimekarkan menjadi dua bagian yakni Kebayoran Lama dan Pesanggrahan. Sehingga sebagian wilayah kelurahan Kebayoran Lama masuk ke dalam wilayah Pesanggrahan yang merupakan wilayah terbarat dari Kota Jakarta Selatan.
Adapun saat ini, Kebayoran Lama menjadi sebuah Kecamatan yang memiliki enam kelurahan. Keenam kelurahan tersebut yakni Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Kelurahan Grogol Utara, Kelurahan Grogol Selatan, Kelurahan Cipulir, dan Kelurahan Pondok Pinang.