Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi penyebab gagalnya siswa mengikuti Ujian Nasional (UN). Sebanyak 14 pelajar di Jakarta Selatan menjadi korban DBD dan tidak bisa mengikuti Ujian Nasional yang hari ini Senin 22-26 Maret secara nasional serentak dimulai.
Rata-rata pelajar yang tidak bisa mengikuti ujian karena menderita demam berdarah, walaupun di sekolah sudah dibentuk Tim Jumantik Sekolah. Karena saat ini memang sedang musim pancarobah perubahan musim hujan ke musim kemarau. yang biasa diikuti berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti menjadi rawan terserang DBD. Saat ini kondisi pelajar kurang fit yang memfokuskan belajar jadi menjadi tegang serta kemungkinan terlalu lelah, jadi rentan terkena DBD,"" ujar Bambang Suprapto, Kasie SMA Sudin Pendidikan Menengah (Dikmen) Jakarta Selatan, Selasa (23/3).
Para pelajar yang berhalangan karena sakit, dijadwalkan akan mengikuti UN susulan pada minggu depan. Pihaknya merinci, dari 14 pelajar yang sakit berasal dari rayon 08 yang terpusat di SMA 47 dengan 1 pelajar, rayon 09 yang terpusat di SMA 70 5 pelajar, rayon 10 yang terpusat di SMA 26 dengan 4 pelajar, dan rayon 11 yang terpusat di SMA 28 dengan 1 pelajar. “Pelajar yang sakit nantinya akan mengikuti UN di rayon masing-masing,” jelas Bambang.
Hal tersebut dilakukan mengingat keterbatasan SDM jika harus memantau UN di sekolah masing-masing lagi. Bambang juga mengaku belum ada laporan mengenai pelajar yang mengikuti UN di rumah sakit. Lebih sulit jika mengadakan UN di rumah sakit. Karena harus ada persetujuan pihak rumah sakit dan dokter yang merawat. Namun jika ada yang membutuhkannya kita akan layani,"" ujarnya.
Di Jakarta Selatan sendiri terdapat 28.966 siswa yang mengikuti UN pada tahun ini. Sebanyak 13.444 merupakan siswa SMA dan 15.522 siswa SMK. Mereka berasal dari 29 SMA negeri, 17 SMK negeri, serta 69 SMA dan SMK swasta di Jakarta Selatan.