konflik-massa-terjadi-karena-rasa-ketidakpuasan

Fenomena yang tidak dapat dipungkiri, kehidupan manusia di tengah-tengah masyarakat yang heterogen dipenuhi berbagai macam potensi konflik, baik antar pribadi, antar kelompok, suku, etnis dan bahkan yang merupakan bagian dari peradaban manusia. Persoalan besar yang dihadapi Ibu kota Jakarta adalah pertikaian antar kelompok yang intensitasnya cenderung meningkat, seperti pertikaian Ormas-ormas kedaerahan, intern agama, terkadang hanya persoalan sepele.

Wakil Walikota Jakarta Selatan, Anas Efendi, mengatakan terjadinya konflik merupakan salah satu yang dihadapi oleh bangsa kita. ""Masalah keamanan, sosial, ekonomi, politik dan moral saling terkait satu sama yang lain sehingga sulit untuk mengatasi masalah tersebut,” katanya yang didamping Kepala Kesbangpol Jaksel, Tofan Bakri, saat acara pemahaman tentang upaya pencegahan tawuran warga dan massa di kantor walikota Jaksel, Kamis (16/6).

""Ketidakpuasan satu kelompok terhadap kelompok lain diekspresikan dalam bentuk penggalangan massa secara kolosal untuk pamer kekuatan dan tidak jarang melakukan tindakan anarkis, seperti dalam Pemilu Kada yang sering terjadi di Indonesia,” ujarnya.

Anas tambahkan, ""Kasus-kasus pertikaian tersebut jika tidak disikapi dengan bijak oleh semua pihak, bukan tidak mungkin konflik tersebut akan bisa menjadi pemantik terjadinya pertikaian antar kelompok yang lebih besar. Maka untuk itu, pemahaman masalah konflik tersebut harus ditelaah lebih dahulu baru kita sikapi dengan arif dan bijaksana,” tambahnya.

Anas berharap, ""Melalui kegiatan ini marilah bersama-sama kota Jakarta Selatan yang kita cintai ini menjadi daerah yang aman, nyaman, tertib dan kondusif. Seperti dalam menghadapi Pemilu Gubernur pada tahun depan, marilah kita sukseskan siapapun pemimpin yang terpilih kelak. Kita harus mendulung program-programnya"".

Kegiatan Pemahaman tentang upaya pencegahan tawuran warga dan massa ini diikuti peserta dari Karang taruna, Ormas, Tokoh Masyarakat, RT, RW sebanyak 200 orang dengan narasumber Budayawan Betawi Ridwan Saidi, dari Polda Jaya AKBP Titik Valentine, dan Nieke Masruchiah dari Komnas Ham.