Berdasarkan surveilans Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta jumlah penderita HIV/AIDS Jakarta Selatan pada 2011 menempati posisi yang tertinggi dibanding wilayah lain di Jakarta. HIV sebanyak 134 kasus dan AIDS sebanyak 162 kasus jadi ada 296 kasus.
Hal ini menjadi dasar bagi pemerintah dan aparat untuk terlibat secara optimal memberikan perlindungan yang tepat pada masyarakat dari penularan HIV,”kata Ketua Pelaksana KPA Jakarta Selatan Syamsudin Noor yang didampingi Sekretaris KPAP Jakarta Selatan Ally Rhiza Saat sosialisasi dan koordinasi terkait dukungan Satpol PP dalam program penanggulangan HIV & AIDS di DKI Jakarta, Selasa (24/4).
Penderita HIV/AIDS di Jakarta Selatan berdasarkan data 2010 menurut faktor resiko didominasi oleh pengguna narkotika suntik yaitu 63,78% (130 kasus HIV dan 194 kasus AIDS) sedangkan menurut rentang umur proporsi tertinggi yaitu 83,86 % usia produktif (25-44 tahun). Yang cukup tragis terdeteksinya 11,61% terjangkit terhadap ibu rumah tangga yang berdampak pada jabang bayi yang dikandungnya dan berdasarkan pekerjaan terdeteksi 1,38 adalah PNS,”jelas Syamsudin.
Atas dasar inilah KPAK Jakarta Selatan terus berupaya mendorong peran optimal dari Satpol PP dan sektor terkait dalam penanggulangan HIV dan AIDS di Jakarta Selatan. Dalam pasal 148 UU 32/2004 disebutkan bahwa Satpol PP perangkat pemerintah daerah dengan tugas pokok adalah menegakkan Perda , menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat,”ujarnya.
Sementara itu Sekretaris KPA Provinsi DKI Jakarta Rohanna Manggala mengatakan kasus HIV/AIDS cukup tinggi hingga Desember 2011 terjadi 2.692 kasus. Angka ini dapat dipilah-pilah berdasarkan faktor resiko di mana kasus penularan melalui transfusi seksual mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 1.380 kasus atau 53%. Penularan HIV secara seks terutama seks beresiko telah menggantikan ke posisi penularan lewat alat suntik yang semula di DKI Jakarta didominasi oleh pengguna jarum suntik.