Untuk mengurangi genangan air yang kerap terjadi saat hujan dan paska hujan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Pemkot Jaksel membangun saluran air atau membuat gorong-gorong di sepuluh kecamatan yang berada di Jakarta Selatan. Adapun lokasi yang dipilih yakni, kawasan yang sering tergenang dan dikeluhkan masyarakat.
Data dari Sudin Pekerjaan Umum (PU) Tata Air Jakarta Selatan menyebutkan, pembuatan saluran air antara lain berada di Jl Prapanca, Jl Lamandau, Jl Sriwijaya, Jl Mataram, kawasan Petogogan, Jl Sungai Sambas di Kecamatan Kebayoran baru. Kemudian, di Petukangan utara, Petukangan selatan, Simprug, kawasan Permata Hijau, Pondok Pinang dan Grogol selatan di Kecamatan Kebayoran Lama. Di Kecamatan Jagakarsa, Jl Sirsak, Ciganjur, Kebagusan dan Jl Kahfi.
Di Kecamatan Pasar Minggu berada di kawasan UKM dan Kali Baru Barat. Di Kecamatan Pancoran berada di kawasan Kalibata dan kawasan Bukitduri. Untuk Kecamatan Pesanggrahan yakni di kawasan Delman, kawasan Bio Cenek dan IKPN Bintaro. Kecamatan Setiabudi di Jl Rasuna Said. Kecamatan Mampang Prapatan di kawasan Duren Tiga. Serta di Kecamatan Setiabudi berada di Jl Sultan Agung.
Plh Kepala Sudin Tata Air Jakarta Selatan, Yayat Hidayat mengatakan, pembuatan saluran air baru tentu dapat menambah kapasitas daya tampung air. Sebelumnya juga telah dilakukan pemantauan terhadap lokasi-lokasi rawan genangan tersebut. ""Di beberapa lokasi saluran airnya sudah memprihatinkan, sehingga sering terjadi banjir walaupun hujan kecil dan menggenangani,""kata Yayat, jumat (5/11).
Beberapa lokasi merupakan usulan dari warga. Karena biasanya saluran air yang berada di pemukiman penduduk banyak yang sudah tidak berfungsi. Baik karena adanya penyempitan ataupun ulah warga yang menutup saluran. Padahal berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Alam mengatur saluran alam tidak boleh dimatikan dan harus ada izin dari pejabat berwenang,”ujar Yayat.
Jika kedapatan, masyarakat yang dengan sengaja menutup saluran air maka terancam denda maksimal Rp 1,5 miliar atau kurungan selama sembilan tahun. Untuk itu, diharapkan masyarakat dapat menjaga dengan baik saluran air yang ada, sehingga saat hujan turun mampu menampung aliran debit air yang ada,""terangnya
Untuk pengerjaan saluran air baru itu, sudah dimulai sejak awal September lalu, dan akan memakan waktu lama pengerjaan yang berbeda antara 75 sampai 90 hari. Namun, secara keseluruhan proyek itu akan rampung pada Desember tahun ini. Masing-masing proyek masa kerjanya berbeda-beda antara 75 sampai 90 hari kerja, sesuai dengan lokasi dan panjangnya saluran yang dikerjakan,"" tambahnya.
Adapun kendala yang kerap dihadapi pihaknya di lapangan, ditambahkan Yayat, yakni adanya komplain dari warga yang keberatan jika sebagian lahannya terkena proyek pembangunan saluran air ini. Untuk itu, sebelum pengerjaan dimulai, pihaknya terlebih dahulu melakukan sosialisasi untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada warga mengenai pentingnya pembangunan saluran air tersebut. “Mengenai biayanya, proyek ini menghabiskan dana sebesar Rp 70 miliar termasuk biaya pengadaan barang seperti pompa air dan lain sebagainya,”tegas Yayat.