gladi-lapang-untuk-melatih-skill-dan-koordinasi-lapangan

Jakarta sebagai Ibukota Negara terus menerus menjadi incaran gerombolan teroris yang pahamnya  berseberangan dengan falsafah dan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini menjadi perhatian Pemprov.DKI Jakarta untuk menyiapkan diteksi dini sebelum dan sesudah kejadian suatu bencana.

Walikota Jakarta Selatan Syahrul Effendi mengatakan gladi lapang penanggulangan bencana bom dan bencana alam lainnya terus kita lakukan dan siagakan dengan meningkatkan kualitas ketrampilan para pelaku bidang kesehatan, mulai dari persiapan personil, perangkat kesehatan dan peningkatan kemampuan dilapangan,”katanya yang didampingi Kasudin Kebakaran Subejo saat gladi lapang penanggulangan bencana bom tingkat Kota Adm. Jakarta Selatan di Stadion Lebakbulus Jaksel, Kamis (29/7).

Setiap tahun kita lakukan, harapan saya tak terjadi bencana tetapi sedia payung sebelum hujan kita harus menyiapkan tenaga kita secara profesional dan ini sesuai dengan standar yang kita koordinasikan dengan pihak Polri, TNI. Begitu juga yang dilakukan tim kesehatan sesuai dengan prosedur badan kesehatan, sehingga hal terjadi bencana sudah memiliki tugas pokok masing-masing. Tentu juga dengan kemitraan dengan Rumah sakit swasta maupun pemerintah, apabila terjadi bencana dengan cepat memberikan dukungan para medis,”terang Syahrul.

Dikesempatan lain Kadis Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati mengatakan tujuan gladi ini adalah melatih skill, koordinasi ditingkatkan. Terjadi kasus apapun yang ada di DKI Jakarta maka dengan cepat merespon keadaan, seperti kejadia bom JW Marriot. Kita masih 13 menit kecepatan menolong korban, standar dunia 10 menit, artinya dengan latihan-latihan secara kontinyu maka kita akan dapatkan satu skill yang sama dengan internasional. Itu tujuan kita,”tuturnya.

Gladi lapang tadi cukup bagus hanya butuh waktu ½ jam selesai dari lapangan, dan saya akan minta rekomendasi apa kekurangannya, kelebihannya dimana dan akan kita evaluasi di seluruh walikota. Kasusnya tidak bom saja di DKI Jakarta seperti kita ketaui ada banjir, situ gintung, prosesnya berbeda-beda maka itu yang harus kita standarkan. Jadi banjir seperti apa protap itu harus kita miliki, kapanpun terjadi apapun kita siap tapi kita tak menghendaki kejadian itu,”ujarnya

Sementara Kasudin Kesehatan Jakarta Selatan Hakim M.Siregar menambahkan untuk tahun 2010 ini kita memilih untuk penanggulangan korban bom, memang setiap tahun tidak sama. Dan terintregrasi dengan lintas sektor, bekerja sama dengan Sudin Kebakaran, Sosial, Polres Jaksel, Medikwan, Puskesmas Kecamatan dan ambulan gawat darurat Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Jadi kita memperagakan bagaimana yang dilakukan unit-unit terkait dalam rangka penanggulangan korban bom dan tadi berlangsung selama 30 menit korban berat kami pisahkan dengan yang ringan seterusnya di evakuasi ke rumah sakit,”terang Hakim.