Jakarta - Sebanyak tujuh kelurahan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan (Jaksel) ditunjuk oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menjadi lokus intervensi dalam program Desa Pangan Aman. Tujuh kelurahan tersebut yakni Kelurahan Manggarai, Bangka, Pejaten Timur, Cipedak, Petukangan Utara, Menteng Atas, dan Pancoran. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Jakarta Selatan Muhlisin menuturkan, penunjukan dilakukan saat Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan mengikuti advokasi terpadu terkait keamanan pangan, yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan di Hotel Amarosso Cipete Selatan, Selasa (23/3).
Selain itu, 25 sekolah juga menjadi target intervensi Pangan Jajanan yang Dikonsumsi Anak Usia Sekolah (PJAS) yang terdiri atas sembilan SD/MI negeri/swasta, delapan SMP/MTS negeri/swasta, dan delapa SMA/SMK/MA negeri/swasta serta Pasar Lenteng Agung sebagai target intervensi program Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas. “Keamanan pangan merupakan isu nasional dan global. Jangan sampai siswa jajan sembarangan terutama di masa pandemi ini. Oleh karena itu, program intervensi keamanan pangan menjadi penting dan menjadi tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Kepala Balai Besar POM di Jakarta, yang diwaliki oleh Koordinator Kelompok Substansi Informasi dan Komunikasi, Yayan Cahyani menjelaskan, pada 2021 sebanyak 51 kelurahan telah diintervensi program Desa Pangan Aman, 786 sekolah telah diintervensi program PJAS aman, dan 10 pasar telah diintervensi program Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas. “Selain itu, secara khusus capaian intervensi program keamanan pangan terpadu di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan hingga tahun 2021 meliputi enam Kelurahan intervensi Desa Pangan Aman, tiga Pasar intervensi Pasar Aman dari Bahan Berbahaya, 139 sekolah intervensi PJAS, serta 23 sekolah yang sudah meraih Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah," jelasnya.
Sementara, Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Konsumen Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan (PMPUPO) Badan POM, Indrie Maryatie Asri Gani menjelaskan, perlunya sinergisme yang baik dari pemerintah, produsen, dan masyarakat dengan mengoptimalkan peran sesuai tupoksi masing-masing. “Pemerintah Daerah diharapkan dapat menganggarkan dan mereplikasi program pemberdayaan masyarakat terkait keamanan pangan. Sinergisme dan komitmen Pemda dan OPS terkait dalam pelaksanaan kegiatan keamanan pangan terpadu serta diperoleh integrasi program lintas sektor dengan program Desa Pangan Aman, Pangan Jajanan yang Dikonsumsi Anak Usia Sekolah, dan Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas,” tandasnya.
Diketahui, Program intervensi keamanan pangan Desa Pangan Aman, Pangan Jajanan yang Dikonsumsi Anak Usia Sekolah, dan Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas, merupakan serangkaian kegiatan yang menjadi program prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah (RPJMN) 2020–2024 dan mendukung program nasional percepatan penurunan dan pencegahan stunting. Program intervensi keamanan pangan ini bertujuan menggugah komunitas desa, komunitas pasar, dan komunitas sekolah agar dapat berdaya, berpartisipasi dan mandiri dalam pembinaan dan pengawasan keamanan pangan di komunitasnya masing-masing.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Selain itu, 25 sekolah juga menjadi target intervensi Pangan Jajanan yang Dikonsumsi Anak Usia Sekolah (PJAS) yang terdiri atas sembilan SD/MI negeri/swasta, delapan SMP/MTS negeri/swasta, dan delapa SMA/SMK/MA negeri/swasta serta Pasar Lenteng Agung sebagai target intervensi program Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas. “Keamanan pangan merupakan isu nasional dan global. Jangan sampai siswa jajan sembarangan terutama di masa pandemi ini. Oleh karena itu, program intervensi keamanan pangan menjadi penting dan menjadi tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Kepala Balai Besar POM di Jakarta, yang diwaliki oleh Koordinator Kelompok Substansi Informasi dan Komunikasi, Yayan Cahyani menjelaskan, pada 2021 sebanyak 51 kelurahan telah diintervensi program Desa Pangan Aman, 786 sekolah telah diintervensi program PJAS aman, dan 10 pasar telah diintervensi program Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas. “Selain itu, secara khusus capaian intervensi program keamanan pangan terpadu di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan hingga tahun 2021 meliputi enam Kelurahan intervensi Desa Pangan Aman, tiga Pasar intervensi Pasar Aman dari Bahan Berbahaya, 139 sekolah intervensi PJAS, serta 23 sekolah yang sudah meraih Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah," jelasnya.
Sementara, Koordinator Pemberdayaan Masyarakat Konsumen Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Pangan Olahan (PMPUPO) Badan POM, Indrie Maryatie Asri Gani menjelaskan, perlunya sinergisme yang baik dari pemerintah, produsen, dan masyarakat dengan mengoptimalkan peran sesuai tupoksi masing-masing. “Pemerintah Daerah diharapkan dapat menganggarkan dan mereplikasi program pemberdayaan masyarakat terkait keamanan pangan. Sinergisme dan komitmen Pemda dan OPS terkait dalam pelaksanaan kegiatan keamanan pangan terpadu serta diperoleh integrasi program lintas sektor dengan program Desa Pangan Aman, Pangan Jajanan yang Dikonsumsi Anak Usia Sekolah, dan Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas,” tandasnya.
Diketahui, Program intervensi keamanan pangan Desa Pangan Aman, Pangan Jajanan yang Dikonsumsi Anak Usia Sekolah, dan Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas, merupakan serangkaian kegiatan yang menjadi program prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah (RPJMN) 2020–2024 dan mendukung program nasional percepatan penurunan dan pencegahan stunting. Program intervensi keamanan pangan ini bertujuan menggugah komunitas desa, komunitas pasar, dan komunitas sekolah agar dapat berdaya, berpartisipasi dan mandiri dalam pembinaan dan pengawasan keamanan pangan di komunitasnya masing-masing.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.