Jakarta - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi DKI Jakarta Fery Farhati, menyebut Program Kelas Berkebun di Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Kota Administrasi Jakarta Selatan, menjadi inspirasi semua wilayah di Jakarta. Demikian disampaikan Fery Farhati, saat menghadiri Gerakan Bersama Bagimu Menuju Jakarta Bebas Stunting, Kelas Berkebun, dan Gerakan Tanam Sejuta Pohon, di Jalan Bangka VIII A No 41, Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (29/3).
Ia menyebut jika Kelas Berkebun merupakan kebiasaan baru yang muncul saat pandemi dan dampaknya bisa dirasakan seluruh warga. "Sekarang hampir di semua wilayah DKI Jakarta mempunyai Kelas Berkebun. Awalnya dari pandemi, di mana kita tidak tahu harus berkegiatan apa karena harus di rumah saja dan harus diubah ke online. Tapi dampaknya ibu -ibu berkebun di rumah masing-masing," jelasnya. Fery Farhati menuturkan, hasil panen dari tanaman yang ditanam, bisa menambah gizi untuk keluarga, dan tentunya, dapat mencegah stunting pada anak.
"Hasil panennya bisa menambah gizi keluarga. Kita punya Gerakan Bagimu untuk Jakarta bebas Stunting. Bagimu, bahagiakan anak, beri gizi yang cukup dan stimulasi. Gizi nya bisa dipenuhi dari kebun kita," bebernya. Sementara, Walikota Administrasi Jakarta Selatan Munjirin mengatakan, Program Kelas Berkebun yang digagas TP PKK Jakarta Selatan, merupakan pembelajaran tentang bercocok tanam baik sayuran, buah, tanaman obat, dan sayuran. Hal tersebut, sejalan dengan upaya pencegahan stunting, dalam meningkatkan ketahanan pangan dan perbaikan gizi melalui inovasi kebun gizi.
"Jakarta Selatan terdapat 10 lokasi fokus guna menekan stunting di antaranya Kelurahan Kramat Pela, Kebayoran Lama Selatan, Petukangan Utara, Pondok Labu, Bangka, Kebon Baru, Pengadegan, Pasar Minggu, Lenteng Agung dan Karet Semanggi," ujarnya didampingi Ketua TP PKK Jakarta Selatan Essie Feransie. Sementara itu, Ketua RW 12 Kelurahan Pela Mampang Nana Yuliana Prayogo mengatakan, sebanyak 1.600 bibit sayuran telah diberikan ke warga yang memiliki pekarangan.Selain itu, pihaknya juga memiliki ketahanan pangan budidaya ikan lele, yang hasilnya dibagikan ke anggota kelompok dan warga yang membutuhkan.
"Sebagian dijual untuk membeli benih dan pupuk. Saat covid banyak warga yang isoman, hasil panen bisa dinikmati oleh mereka. Kami juga berkolaborasi dengan Sudin Lingkungan Hidup, program bank sampah dan ecoenzyme," tandasnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.
Ia menyebut jika Kelas Berkebun merupakan kebiasaan baru yang muncul saat pandemi dan dampaknya bisa dirasakan seluruh warga. "Sekarang hampir di semua wilayah DKI Jakarta mempunyai Kelas Berkebun. Awalnya dari pandemi, di mana kita tidak tahu harus berkegiatan apa karena harus di rumah saja dan harus diubah ke online. Tapi dampaknya ibu -ibu berkebun di rumah masing-masing," jelasnya. Fery Farhati menuturkan, hasil panen dari tanaman yang ditanam, bisa menambah gizi untuk keluarga, dan tentunya, dapat mencegah stunting pada anak.
"Hasil panennya bisa menambah gizi keluarga. Kita punya Gerakan Bagimu untuk Jakarta bebas Stunting. Bagimu, bahagiakan anak, beri gizi yang cukup dan stimulasi. Gizi nya bisa dipenuhi dari kebun kita," bebernya. Sementara, Walikota Administrasi Jakarta Selatan Munjirin mengatakan, Program Kelas Berkebun yang digagas TP PKK Jakarta Selatan, merupakan pembelajaran tentang bercocok tanam baik sayuran, buah, tanaman obat, dan sayuran. Hal tersebut, sejalan dengan upaya pencegahan stunting, dalam meningkatkan ketahanan pangan dan perbaikan gizi melalui inovasi kebun gizi.
"Jakarta Selatan terdapat 10 lokasi fokus guna menekan stunting di antaranya Kelurahan Kramat Pela, Kebayoran Lama Selatan, Petukangan Utara, Pondok Labu, Bangka, Kebon Baru, Pengadegan, Pasar Minggu, Lenteng Agung dan Karet Semanggi," ujarnya didampingi Ketua TP PKK Jakarta Selatan Essie Feransie. Sementara itu, Ketua RW 12 Kelurahan Pela Mampang Nana Yuliana Prayogo mengatakan, sebanyak 1.600 bibit sayuran telah diberikan ke warga yang memiliki pekarangan.Selain itu, pihaknya juga memiliki ketahanan pangan budidaya ikan lele, yang hasilnya dibagikan ke anggota kelompok dan warga yang membutuhkan.
"Sebagian dijual untuk membeli benih dan pupuk. Saat covid banyak warga yang isoman, hasil panen bisa dinikmati oleh mereka. Kami juga berkolaborasi dengan Sudin Lingkungan Hidup, program bank sampah dan ecoenzyme," tandasnya.
Sudin Komunikasi, Informatika dan Statistik Kota Administrasi Jakarta Selatan.